Berita

Bisnis

Terbukti, Pasar Uang Internasional Meragukan Jokowinomic

SELASA, 16 DESEMBER 2014 | 17:27 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan yang signifikan. FX. Arief Poyuono menilai terus melemahnya mata uang Garuda menunjukan pasar uang internasional ragu dengan langkah-langkah dan kebijakan Jokowinomic.

"Seharusnya penghapusan subsidi BBM dan jatuhnya harga minyak dunia secara matematik bisa memperkuat niliai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebab impor minyak mentah atau BBM paling banyak mengunakan dolar AS," kata Ketua Umum FSP BUMN Bersatu itu dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik sesaat lalu (Selasa, 16/12).

Menurut dia, apabila sampai awal tahun 2015 rupiah terus melemah maka akan meningkatkan nilai suku bunga kredit dan meningkatnya kredit macet. Kalau sudah demikian bukan tidak mungkin akan banyak bank-bank kelas menengah mengalami gagal bayar dan pada akhirnya akan berimbas pada rush besar-besaran oleh nasabah.


Selain itu, kata dia, dampak melemahnya nilai kurs rupiah akan berdampak pada membengkaknya hutang obligasi dan pinjaman luar negeri jangka pendek BUMN. Dalam kondisi ini BUMN yang tidak menjalankan hedging akan kesulitan liquiditas.

"Untuk mengatasi ini akhirnya kebijakan yang diambil BUMN adalah melepas saham kepemilikan negara untuk menalangi hutang BUMN atau mengkonversi hutang obligasi  menjadi pengurangan saham pemerintah," paparnya.

Karena itulah, katanya lagi, pemerintah harus segera membuat langkah-langkah tepat agar agar bencana kurs rupiah tidak berimbas negatif pada perekonomian Indonesia.

"Jokowi harus bisa menenangkan pasar agar tidak panik dengan cara memperketat pengunaan devisa dolar," demikian Arief.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya