Berita

Pertahanan

Ketua Komisi I DPR Yakin ISIS Tidak Berkembang di Indonesia

SENIN, 15 DESEMBER 2014 | 18:11 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Negara Islam atau yang lebih dikenal ISIS gencar melancarkan serangan ke berbagai negara. Hari ini, salah satu kafe di Sydney, Australia diduga telah menjadi target teror ISIS dengan penyanderaan terhadap puluhan warga sipil.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, meminta pemerintah Indonesia ekstra hati-hati menyikapi perkembangan ISIS.

"Kita harus ekstra hati-hati menyikapi ISIS karena ini melibatkan skenario intelijen Barat yang ingin mengembangkan ISIS di banyak negara. Kasus di Australia ini apakah murni dilakukan ISIS atau bagian dari skenario intelijen Barat," kata dia saat dihubungi wartawan, Senin (15/12).

Namun begitu, Wakil Sekjen Partai Keadilan Sosial (PKS) ini yakin sepanjang masyarakat Indonesia mempertahankan solidaritas antar agama, maka ISIS tidak akan bisa berkembang di Indonesia. Sementara itu, pemerintah harus tetap hati-hati dengan gerakan dari pihak luar yang mengatasnamakan ISIS.

"Melihat apa yang tejadi di Suriah dan Irak, ada ketidaksukaan masyarakat Indonesia dengan ideologi ISIS. Kita tidak yakin ISIS bisa berkembang di Indonesia, kecuali ada skenario dari intelijen Barat," tegasnya.

Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah, tambah Mahfudz, adalah dengan mempererat kerja sama dengan ormas-ormas Islam di Indonesia.

"Hal itu guna membangun pemahaman yang utuh, bukan hanya pemahaman khusus ISIS," ujar Mahfudz.

Senin pagi waktu Australia, aksi teror terjadi di Lindt Chocolat Cafe, Sydney Australia. Sekitar 20 orang yang terdiri dari pramusaji dan pengunjung disandera. 

Aksi itu dikaitkan dengan organisasi teroris internasional Islamic State atau ISIS. Dikabarkan bahwa dalam dua pekan terakhir ini Australia semakin was-was terhadap ancaman aksi ISIS. Pengamanan nasional Australia pun sudah dikuatkan tidak seperti sebelumnya. [ald]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya