Susilo Bambang Yudhoyono dianggap berhasil menyelamatkan Partai Demokrat. Sehingga, suara partai tersebut tidak terjun bebas secara signifikan pada Pemilu 2014 lalu.
Makanya, SBY tetap diharapkan menjadi ketua umum sampai 2019 mendatang.
"Kenapa SBY, saya kira dia sudah terbukti mampu menahan kemerosotan (elektabilitas PD) tidak terlalu rendah. Meski saat itu hanya terpaksa (menjadi ketua umum)," ujar politikus senior Partai Demokrat Prof. Achmad Mubarok kepada Kantor Berita
RMOL pagi ini (Sabtu, 13/12).
Namun, ada juga yang berpikiran sebaiknya SBY tidak lagi menjadi nakhoda partai berlambang bintang mercy tersebut.
"Wacananya gini, antara SBY dan bukan SBY," ungkap Mubarok.
Di pihak kedua ini menilai, sebagai mantan Presiden RI dan tokoh internasional, saat ini menjadi yaitu Chairman Global Green Growth Institute (GGGI), SBY sudah tidak tepat lagi menjadi ketua partai. Apalagi, Ketua PD itu sekarang harus bisa berkantor dan juga blusukan ke daerah-daerah.
Karena itu, SBY sebaiknya menjadi sumber inspirasi. Sebab dia merupakan tokoh besar.
"Lalu siapa? Cari senior yang menjiwai etika 2001 (saat pendirian PD) yang diajarkan Pak SBY. Yaitu cerdas, bersih, santun, demokratis dan ideologinya nasionalis-religius. Tugasnya menaungi kader muda dan mengantarkan hingga 2019," beber Mubarok.
Namun saat ditanya berada di pemikiran yang mana, Mubarok mengaku netral.
"Saya netral saja. Saya memfaslitasi semua pandangan, biar kader berpikir jernih. Memilih SBY jangan karena menjilat, milih selain SBY harus objektif," tandasnya.
[zul]