Berita

foto:net

Nusantara

Kapolri Didesak Tarik Brimob dari Lahan Sengketa Karawang

SELASA, 09 DESEMBER 2014 | 09:17 WIB | LAPORAN:

. Koordinator Nasional Laskar Rakyat (KLR) Jokowi mendesak Kepla Polri Jenderal Sutarman segera menarik pasukan Brimob dari lahan sengketa Telukjambe, Karawang Jawa Barat.

Sejak Juli 2014 lalu, satu Satuan Setingkat Kompi Brimob ditempatkan untuk menjaga lahan milik PT Sumber Air Mas Pratama (SAMP), anak usaha Agung Podomoro Land (APLN).

Lahan sengketa seluas 350 hektare itu tersebar di tiga desa yakni Desa Wanasari, Wanakerta, dan Margamulya, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang. Lahan tersebut telah puluhan tahun digarap secara turun-temurun oleh sekitar 1.500 kepala keluarga petani yang kini terusir. Alhasil, mereka terancam kehilangan mata pencarian di atas lahan sendiri.


"Kami ikut mengadvokasi para petani itu karena sejalan dengan visi besar Presiden Jokowi yang amat peduli dan mengutamakan kepentingan rakyat kecil. Petani yang kami bela itu merupakan korban dari tindakan arogan dan sewenang-wenang aparat hukum dan keamanan yang lebih membela kepentingan kapitalis," ujar Koordinator LJR Riano Oscha dalam keterangannya kepada redaksi, Selasa (9/12).

Dia menjelaskan, pengamatan di lokasi, lahan sengketa milik para petani itu telah dipasang papan iklan berukuran besar bertuliskan 'Podomoro Industrial Park'. Artinya, APLN selaku pengembang properti tidak mampu menahan diri untuk segera menjual lahan sengketa yang dimenangkannya di pengadilan dengan proses hukum penuh kejanggalan.

"Bagaimana mungkin APLN berani menjual tanah yang masih bermasalah," kata Riano.

Sementara itu, Ketua Serikat Petani Karawang (Sepetak) Hilal Tamimi menambahkan, pihaknya memertanyakan penempatan satu kompi pasukan Brimob di lokasi tersebut. Seolah, tiga desa didalamnya merupakan lokasi konflik.

Menurutnya, penempatan Brimob membuktikan kesan bahwa pihak kepolisian melindungi pengusaha properti pemilik modal.

"Siapa yang membiayai personil Polri sebanyak itu. Untuk apa mereka begitu lama di sana, adakah musuh atau kriminal yang mengancam," demikian Hilal. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya