Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Pemerintah Harus Terbuka Soal Diskon Sonangol

SABTU, 06 DESEMBER 2014 | 09:07 WIB | LAPORAN:

Pemerintah diminta dapat menjelaskan soal rencana pembelian minyak dari Sonangol EP yang mendapat diskon 15 dolar AS per barel.

Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan, perlu dibuka perjanjian ataun MoU antara kedua belah pihak ke depan publik. Di mana, status diskon itu pada akhirnya harus dinegosiasikan ulang antara Sonangol dengan Pertamina.

"Memang harus dibuka dulu MoU antara pemerintah RI dengan pemerintah Angola. Apakah memang dalam perjanjian itu, apapun namanya, memang ada pernyataan tentang diskon 15 dolar dari harga pasar," jelas Ichsanuddin usai mengisi diskusi bertajuk 'Membedah Kebijakan Ekonomi-Politik Pemerintah Jokowi-JK', yang digelar Fastnewsindonesia.com di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat malam (5/12).


Dia menjelaskan, jika biaya pokok produksi dalam mengambil minyak dalam perut bumi di atas 90 dolar, maka Angola akan keberatan dengan posisi diskon 15 dolar per barel. Sehingga perlu adanya kejelasan sebelum perjanjian itu disepakati, tentang diskon yang telah menjadi wacana.

"Dan dia (Angola) akan bicara pasti tidak 15 dolar, karena itu besar sekali," ungkapnya.

Untuk itu, Noorsy mengimbau agar pemerintah terbuka mengenai perjanjian pokok antara pemerintah dengan Angola terkait impor minyak mentah. Selain itu dia menyarankan agar melibatkan DPR RI, hal ini guna meminimalisir adanya mekanisme transaksi terbuka yang mengarah pada penyelewengan baik anggaran maupun kewenangan.

"Nah, dari sana wajar saja kalau misalnya Komisi VII dan XI dilibatkan, dalam artian mengetahui apa isi perjanjian itu. Untuk menunjuk bahwa memang terjadi penghematan yang katanya Rp 11 triliun, tapi menurut hitung-hitungan saya cuma Rp 6 triliun," tegasnya. [why]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya