Berita

Partai Golkar

On The Spot

Tidur Di Halaman Masjid, Isi Waktu Main Kelereng

Markas Partai Golkar Masih Dijaga Kelompok Massa
JUMAT, 05 DESEMBER 2014 | 09:49 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Shalat Ashar baru saja usai. Pak Min, marbot Masjid Syajaratun Thayyibah mengisi perut di kantin kompleks kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Ia memesan mie ayam. Di meja kayu di bawah pohon, pria paruh baya itu menikmati santap sore. Kurang seperempat jam, mie di dalam mangkuk, tandas. Usai makan, dia kembali ke masjid yang telah dijaganya selama 25 tahun terakhir.

Sejauh mata memandang ter­lihat puluhan orang berjaga-jaga di penjuru markas partai beringin. Masjid Syajaratun Thayyibah menjadi tempat para pria berkulit gelap itu bermalam.

Dari tang­gal 25 (November) masih me­ngi­nap di sini,” ungkap Pak Min.

Pada tanggal itu pecah bentro­kan antara dua kelompok massa di kantor DPP Partai Golkar. Me­reka mengklaim sama-sama ber­asal dari Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Namun dari kubu berbeda.

Satu kubu mendukung langkah Ketua Umum Aburizal Bakrie yang menggelar musyawarah na­sional (Munas) di Bali. Kubu lain­nya diduga pendukung Presi­dium Penyelamat Partai Golkar. Presidium ini dimotori Wakil Ke­tua Umum Agung Laksono, yang disokong Yorrys Raweyai, pen­to­lan di AMPG. Tak setuju Mu­nas dipercepat, Presidium akhir­nya akan menggelar Munas sen­diri yang rencananya digelar pada 15 Januari mendatang.

Hingga kemarin kelompok mas­sa AMPG yang tak setuju Mu­nas Bali masih menguasai” mar­kas Partai Golkar setelah pe­cah bentrokan. Selama itu pula Pak Min tinggal bersama kelom­pok yang berasal dari Indonesia ti­mur itu. Pak Min tak keberatan mereka memanfaatkan pelataran masjid untuk tempat bermalam. Ia hanya meminta pengertian agar tak berisik ketika waktu shalat datang.

Rabu lalu, Pak Min sempat kha­watir bakal terjadi bentrok su­sulan saat puluhan polisi datang ke sini. Polisi menyisir area di da­lam kompleks DPP Partai Golkar hingga ke kantor Majelis Dakwah Islamiyah dan Graha Widya Bhakti.  Bangunannya berada di bagian belakang kompleks ini.

Aksi penggeledahan yang dila­kukan polisi di markas Partai Gol­kar berlangsung cepat. Seki­tar 10 menit sudah selesai. Pe­nyisiran tidak dilakukan hingga ke dalam gedung. Hanya di luar gedung, terutama di semak-se­mak taman.

Polisi menemukan sejumlah senjata tajam hingga bom molo­tov. Itu diumpetin di bawah po­hon. Tapi sekarang sudah bersih,” tutur Pak Min.

Tak diketahui siapa pemilik senjata tajam dan bom molotov itu. Untungnya, polisi hanya me­nyita benda-benda berbahaya itu dan tidak melakukan tindakan lebih jauh. Sehingga tak muncul ketegangan dengan kelompok massa yang menjaga DPP Partai Golkar.

Pak Min menjamin tidak ada benda-benda berbahaya yang di­sembunyikan di masjid yang di­jaga. Dia tidak ragu melapor ke pe­­tugas keamanan kantor ma­u­pun polisi jika menemukannya.

Usai bentrokan pekan lalu, pihak kepolisian terus memantau kantor DPP Partai Golkar. Sebuah pos didirikan di seberang jalan ma­suk menuju markas partai be­ringin ini.  Sesekali polisi ber­pa­kai­an preman patroli ke dalam.

Pengamatan Rakyat Merdeka, kantor DPP Partai Golkar tampak sepi kemarin. Puluhan kelompok massa yang berjaga terlihat ber­kum­pul di pelataran masjid. Tak ada yang masuk ke dalam ruang di dalam masjid untuk tempat sha­lat. Pak Min menegaskan ruang dalam masjid hanya untuk orang yang ingin beribadah. Ke­lompok massa itu bisa m­e­ma­ha­mi.

Telah lebih dari seminggu ke­lompok massa ini berada di kan­tor DPP Partai Golkar. Untuk mengisi waktu, ada yang bermain kartu, catur hingga main kelereng di area jalan dan taman. Mereka berkelompok 7-10 orang.

Beberapa dari mereka ternyata ada yang baru didatangkan ke sini. Mereka diminta berbaur de­ngan kelompok yang sudah mas­sa yang telah datang lebih dulu.

Saya baru hari ini (kemarin) da­tang. Diminta jaga sampai tanggal 15 Januari 2015,” ujar sa­lah satu pria penjaga markas Par­tai Golkar yang ditemui Rakyat Merdeka. Dari raut wajah dan pos­turnya dia bukan berasal dari Indonesia timur.

Penjagaan dilakukan hingga 15 Januari 2015 karena pada tanggal Presidium Penyelamat Partai Gol­kar akan menggelar Munas. Rencananya di Jakarta. Belum di­tentukan apakah Munas digelar di DPP atau di tempat lain.

Pak Min tak keberatan kelom­pok massa itu bertahan hingga pertengahan Januari depan. Juga menjadikan pelataran masjid untuk tempat bermalam. Ia hanya meminta ketertiban dan keber­si­han tempat ibadah ini tetap di­jaga. Yang penting jangan ada bentrok-bentrok lagi deh,” pintanya.

Tepat jam empat sore, Pak Min kembali ke dalam masjid. Ke­me­ja batik dan celana panjang yang tadi dipakainya untuk shalat As­har diganti dengan kaos oblong dan celana pendek. Tangannya memegang arit. Mengayuh sepe­da, dia menuju area taman di mar­kas Golkar untuk memangkas rum­put yang sudah meninggi.

Ketua Umum Partai Golkar Abu­rizal Bakrie menegaskan ti­dak pernah meminta polisi mel­a­ku­kan sweeping kantor DPP. Itu hak polisi mau mengamankan, tidak ada instruksi dari sini. Dan itu sudah tugasnya,” ujar Ical sing­kat di arena Munas Partai Golkar, Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Rabu lalu.

Presidium Penyelamat Partai Golkar juga mendukung langkah polisi menyisir kantor DPP untuk mencari benda-benda berbahaya.

Enggak masalah. Mereka hanya menemukan benda-benda berbahaya lalu dibawa keluar. Selanjutnya aman-aman saja,” kata Ketua Presidium Agung Lak­sono di Slipi, Jakarta Barat, Rabu lalu.

Pintu Gerbang Dijaga Polisi 24 Jam Nonstop

Pintu gerbang kantor DPP Partai Golkar hanya dibuka sedikit. Sebatas bisa dilakukan orang dan sepeda motor saja. Di balik pagar dua orang satpam berjaga di pos. Gerbang ini juga di­jaga tiga orang anggota ke­lom­pok massa yang mengklaim berasal dari Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).

Setiap mobil yang hendak ma­suk pasti berhenti di depan gerbang. Pengendara mobil tam­pak tegur sapa dengan para penjaga. Seperti dia juga orang Golkar. Mungkin dari kubu yang tengah menjaga markas partai beringin ini.

Memasuki area dalam kom­pleks kantor DPP Partai Golkar tampak sepi. Bahkan di gedung utama tak terlihat ada aktivitas. Di pintu masuk gedung utama terdapat meja yang dijaga Jono.

Belum ada info petinggi Gol­kar yang datang,” ujar Jono kepada awak media datang ke sini sejak pagi kemarin.  Kalau ada pasti dikabarin,” lanjutnya.

Dari balik meja sekuriti, Jono curhat bahwa kini kantor DPP Partai Golkar tak lagi nyaman sejak ada dua pimpinan yang berseteru. Kader Partai Golkar pun terbelah menjadi dua kubu. Yakni kubu Aburizal Bakrie dan kubu Presidium Penyelamat yang dimotori Agung Laksono.

Jono mengibaratkan perse­te­ruan ini seperti pertarungan dua gajah” yang telah mengi­n­jak-injak semut yang berada di bawahnya. Lah buktinya se­sa­ma Golkar berantem Selasa lalu,” katanya.

Aksi baku hantam itu terjadi antar sesama anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Namun berbeda kubu. Satu kubu mendukung Munas Bali. Kubu lainnya tak setuju Munas dipercepat.

Setelah bentrokan itu Jono me­rasa tugasnya makin berat. Se­bab dia diminta untuk jaga ma­lam di kantor. Pasalnya ada ke­lompok massa yang ber­ma­lam di tempat ini. Jono diminta menjaga aset-aset kantor agar tak ada yang rusak maupun hi­lang. Biasanya bisa tidur kalau jaga malam, sekarang melek te­rus,” curhatnya.

Tidak hanya itu, setelah po­lisi menemukan benda tajam hing­ga bom molotov di kom­pleks kan­tor DPP Partai Gol­kar, pen­jagaa di pintu di­per­ketat. Tak sem­barang orang bisa masuk. Di­khawatirkan bisa menyu­sup­kan benda-ben­da yang ber­bahaya.

Jono menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pi­hak kepolisian. Polisi pun di­tu­runkan untuk membantu pe­nga­manan tempat ini. Namun me­reka berjaga di luar. Hanya se­sekali saja masuk untuk patroli. Itu pintu dijaga 24 jam,” tegasnya.

Pemantauan Rakyat Merdeka, kantor DPP Partai Golkar me­mang sepi namun terasa suasana tegang. Setiap beberapa jam se­kali, dua petugas satpam be­r­ke­liling untuk memantau situas. Ti­dak hanya itu, petugas polisi berpakaian preman juga patroli ke dalam kompleks DPP. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

UPDATE

Muhibah ke Vietnam dan Singapura

Selasa, 08 Oktober 2024 | 05:21

Telkom Investasi Kesehatan Lewat Bantuan Sanitasi Air Bersih

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:35

Produk Olahan Bandeng Mampu Datangkan Omzet Puluhan Juta

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:15

Puluhan Anggota OPM di Intan Jaya Kembali ke NKRI

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:55

70 Hakim PN Surabaya Mulai Lakukan Aksi Mogok

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:30

Gotong Royong TNI dan Rakyat

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:15

Pemerintahan Jokowi Setengah Hati Bahas Kesejahteraan Hakim

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:50

Perkuat Digitalisasi Maritim, TelkomGroup Hadirkan Satelit Merah Putih 2

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:20

Prabowo Harus Naikan Gaji Hakim Demi Integritas dan Profesionalitas

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:55

Tertangkap, Nonton Perayaan HUT ke-79 TNI Sambil Nyopet HP

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:35

Selengkapnya