Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Filternya Kurang, Mulai Sekarang Pertamina Akan Semakin Liberal

SABTU, 29 NOVEMBER 2014 | 08:48 WIB | LAPORAN:

Masih ada pertanyaan mengapa Kementerian BUMN menunjuk mantan pemimpin PT. Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, menjadi Dirut Pertamina.

Dipastikan, Dwi tidak paham mengelola sektor migas. Kelebihannya hanya lebih dekat dengan kalangan pengusaha.

"Persyaratan utama memilih Dirut Pertamina harus dari orang yang punya pemahaman di sektor energi, bukan komoditas. Visi dan misi seperti ini tidak ada pada Dwi Soetjipto," kata pakar energi, Iwa Garniwa, saat dihubungi wartawan beberapa waktu lalu.


Dia menilai, proses pemilihan Dirut PT Pertamina (Persero) juga tidak melalui sistem seleksi dan penyaringan yang ketat. Hal ini patut disayangkan karena bisa menyulitkan proses perbaikan pengelolaan energi nasional.

"Saya agak heran, saat memilih menteri-menteri, Presiden Jokowi melakukan penyaringan yang ketat sampai-sampai melibatkan KPK dan PPATK. Tapi belakangan ini sepertinya tidak ada filter apa-apa. Termasuk dalam pemilihan Dirut Pertamina ini," terangnya.

Menurutnya, pemilihan Dirut PT Pertamina harus didasarkan pada seberapa jauh orang tersebut paham tentang visi dan misi pengelolaan energi nasional. Jika yang ditunjuk adalah Dirut perusahaan PT Semen Indonesia, maka yang terjadi adalah sektor energi tidak dianggap sebagai bagian dari hajat hidup orang banyak.

"Dirut yang dipilih adalah seorang pengusaha, sehingga bicaranya bisnis. Pertamina akan semakin liberal," tuding pakar dari Universitas Indonesia ini.

Dia harapkan, Presiden Joko Widodo tidak meninggalkan sistem pemilihan yang transparan dalam mengisi jabatan publik dan jabatan strategis sekelas PT Pertamina.

"Pemilihan Dirut-Dirut perusahaan BUMN sebisanya dibuka transparan seperti saat memilih menteri. Waktu itu kan sangat hati-hati sekali sampai KPK dilibatkan. Lah ini kok tidak ada lagi saat milih Dirut Pertamina. Filternya kurang," jelas Iwa.

Dirinya pesimis sejak awal dalam proses pemilihan Dirut Pertamina. Sebab kandidat yang diusulkan kebanyakan adalah figur yang lebih dekat sebagai pengusaha dibanding kedalaman pemahamannya tentang energi.

"Nama-nama yang muncul sejak awal kan tidak ada yang memiliki latar belakang keahlian energi. Nama yang ada justru dari PT Telkom, Semen Indonesia, Perbankan dan sebagainya," tandas Iwa. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya