Upacara penandatanganan kontrak pembelian 40 unit pesawat Aerei da Transporto Regionale (ATR) oleh Lion Group di Kantor Kabinet, Palazzo Chigi, Roma, Italia (Kamis sore, 27/11) berlangsung cukup sederhana namun tetap meriah.
Perdana Menteri Matteo Renzi yang belum setahun berkantor di gedung itu mengungkapkan rasa bangga atas penandatanganan kontrak pembelian ATR terbesar dalam 20 tahun terakhir.
Pembelian 40 ATR ini melengkapi 100 pesawat ATR yang dibeli Lion Group dalam beberapa tahun terakhir dan membuat Lion Group menjadi klien terbesar ATR.
"Ini hari spesial karena kita merayakan sebuah keberhasilan," katanya saat memulai sambutan.
Matteo Renzi menggambarkan bahwa kerjasama seperti yang dilakukan oleh ATR dan Lion Group adalah sebuah keniscayaan yang akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
Kontrak pembelian ATR ditandatangani CEO Lion Group Rusdi Kirana dan CEO ATR Patrick de Castelbajac. Selain Perdana Menteri Renzi, penandatanganan kontrak pembelian juga disaksikan CEO Finmeccanica, Mauro Moretti.
Di akhir sambutan, Renzi mengajak tamu untuk
toast. Namun Renzi diingatkan bahwa tidak ada persiapan untuk
toast.
"OK, kita tidak punya uang di Italia. Nanti kita ke Indonesia dan minum di sana, karena akan ada uang dari bisnis ini," ujar pemimpin Partai Demokrat berusia 39 tahun itu dalam bahasa Italia disambut tawa.
Usai penandatangan kontrak pembelian, Rusdi Kirana mengatakan pengoperasian ATR yang dikenal efisien dalam penggunaan bahan bakar dan tidak membutuhkan runway yang panjang, memungkin Lion Group meningkatkan frekuensi penerbangan.
Dia juga mengatakan, ATR juga memungkinan Lion Group memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Malaysia dan Thailand, juga negara-negara lain di Asia.
Sementara Patrick de Castelbajac mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat menerima pesanan baru itu.
"Lion Air telah menjadi pelanggan terbesar kami di antara penerbangan lain, dan telah berhasil mengoperasikan ATR 72 selama lima tahun," ujar Castelbajac.
[guh]