Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik (PRD) Sulawesi Selatan mengutuk keras demo penolakan harga BBM bersubsidi di Makasar Sulsesl, yang telah memakan korban jiwa (Kamis petang, 27/11).
"Kami mengutuk keras kekerasan aparat kepolisian," kutuk Ketua PRD Sulsel Babra Kamal sesaat lalu (Kamis, 27/11).
Babra Kamal menjelaskan, dari informasi yang ia terima dari lapangan, korban tewas adalah Ari (17 tahun) warga Pampang Kota Makasar. (Baca: Pemuda Ini Tewas Terlindas Water Canon Saat Demo BBM di Makasar)
"Ari meninggal dunia pada saat polisi sedang melakukan represifitas terhadap aksi mahasiswa di depen kampus UMI. Ari adalah anak dari salah satu anggota SRMI (Serikat Rakyat Miskin Indonesia). Kabar yang kami dapat dari lapangan bahwa mobil water canon polisi menggilas korban hingga merenggang nyawa," terangnya.
Oleh karena itu, sambung Babra Kamal, PRD Sulsel mengeluarkan tiga sikap.
Pertama, mengutuk keras kekerasan aparat kepolisian di depan Kampus UMI Makasar.
Kedua, meminta kepada Komnas Ham, Komisi III DPR RI dan Kompolnas agar menyelidiki kasus kekerasan aparat kepolisian di kampus UMI.
Ketiga, tetap menolak kenaikan harga BBM dan segera laksanakan Pasal 33 UUD 1945.
"Kami juga meminta, hentikan neoliberalisme dan rebut kembali kedaulatan nasional," tandas Babra Kamal.
[rus]