Pertamina Disarankan Perbaiki Distribusi Untuk Menekan Harga
Pemerintah berencana menaikkan harga elpiji 3 kilogram (kg) dengan alasan subsidinya mulai membengkak.
Pengurus harian Yayasan LemÂbaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta peÂmerintah tidak menaikkan harga elpiji 3 kg saat ini. AlasanÂnya, damÂpak keÂnaikan harga BBM beÂberapa waktu lalu belum selesai.
Menurut Tulus, jika pemeÂrinÂtah tetap menaikkan harga si taÂbung melon, akan langsung berÂdampak pada perekonomian masyarakat yang saat ini sudah dihantam dengan lonjakan harÂga-harga barang.
Menurut Tulus, jika pemeÂrinÂtah tetap menaikkan harga si taÂbung melon, akan langsung berÂdampak pada perekonomian masyarakat yang saat ini sudah dihantam dengan lonjakan harÂga-harga barang.
Sebaiknya pemeÂrintah tidak menaikkan harga elpiji 3 kg hingÂga enam bulan ke depan. KaÂrena dampak kenaikan harga BBM akan terasa sampai enam bulan ke deÂpan,†ujarnya kepada
Rakyat MerÂdeka, kemarin. Rasanya, pemerintah seolah tidak punya hati jika ngotot menaikkan harga elpiji ukuran 3 kg ini.
Tulus mengingatkan, tanpa diÂÂnaikkan oleh peÂmerintah, harÂga elÂÂpiji 3 kg sudah meÂlebihi dari yang ditetapkan karena biaya transporÂtasi dan distriÂbusiÂnya terkerek akibat lonjakan harga BBM.
Saat ini saja harga elpiji 3 kg tidak sama dan sudah di atas yang ditetapkan pemerintah. Ada yang jual Rp 14 ribu, Rp 15 ribu, Rp 16 ribu bahkan sampai Rp 17 ribu per tabungnya,†ungkap dia.
Harga elpiji 3 kg juga bakal kembali terkerek di lapangan pasca wacana kenaikan harga. KaÂÂrena itu, dia meminta pemeÂrintah tidak mengeluarkan wacaÂna keÂnaikan harga apalagi mengekÂsekusinya sampai damÂpak keÂnaikan harga BBM selesai.
Jangan semua barang yang subÂsidi dihabisi. Negara ini seperti korporasi saja, yang hanya menÂcari rente (untung),†kritik Tulus.
Dia menyarankan pemerintah dan PertaÂmina memÂperbaiki pola distribusi elpiji 3 kg untuk meÂneÂkan harga. Karena hingga kini disÂribusi barang itu sangat terbuka sehingga banyak penyimpangan. Kondisi ini yang menyebabkan subsidi elpiji 3 kg melonjak tiap tahun. Sistemnya dulu yang haÂrus dibenahi,†tanÂdasnya.
Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto mengatakan, pemeÂrintah tidak bisa menaikkan harga elpiji 3 kg secara sepihak. PenyeÂsuaian harga harus dibicarakan dengan DPR terlebih dahulu.
Ini kan barang subsidi dan peÂnentuan nilai subsidinya di AngÂgaran Pendapatan dan BeÂlanja Negara (APBN) dan itu harus meÂlalui DPR. Jika peÂmeÂrintah ingin mengurangi ya harus perseÂtujuan DPR,†katanya, kemarin.
Dito sepakat dengan YLKI yang meminta pemerintah tak terburu-buru menaikkan harga elpiji subÂsidi dalam waktu dekat. AlasanÂnya, masyarakat masih dibebani damÂpak kenaikan harga BBM.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengÂungÂkapkan, subsidi elpiji 3 kg secara perlahan telah menjadi subÂÂsidi terbesar ketiga setelah lisÂtrik dan BBM. Pagu subsidi elÂpiÂji 3 kg melambung dalam kurun 8 tahun terakhir. Dari semula haÂnya Rp 564 miliar menjadi Rp 55,12 triliun dalam APBN 2014.
Pembengkakan subsidi elpiji 3 kg didorong oleh mekanisme subsidi harga yang membuat peÂmerintah harus mensubsidi harga ritel yang hanya Rp 4.000 per kg, sedangkan harga elpiji di pasar internasional ditaksir sÂekitar Rp 12.000 per kg.
Wakil PresiÂden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, peÂmerintah akan melakukan evaÂluasi kembali harÂga elpiji 3 kg. Meski harga elpiji naik, menurut JK, namun masih akan jauh lebih murah daripada harga minyak tanah.
JK memastikan keÂnaikan harga tidak akan dilakuÂkan tahun ini. Namun, pihaknya pasti akan meÂlakukan evaluasi harga. ***