Baru-baru ini CEO Lion Group Rusdi Kirana bertemu dan melakukan pembicaraan penting dengan Presiden Joko Widodo. Ada sejumlah hal yang disampaikan Rusdi Kirana dalam pertemuan itu. Salah satunya adalah kesediaan Lion Group membantu industri pesawat terbang nasional.
Rusdi Kirana menyampaikan hasil pembicaraan dengan Jokowi itu kepada sejumlah wartawan Indonesia di Roma, Italia, Rabu siang waktu setempat (26/11).
Rusdi berada di Italia untuk menandatangani kontrak pembelian 100 unit pesawat turboprop buatan Aerei da Transporto Regionale (ATR).
Kepada Jokowi Rusdi menyampaikan sejumlah kontrak pembelian pesawat yang telah ditandatangani dan direalisasikan antara perusahaan yang dia pimpin dengan dua raksasa produsen pesawat di dunia, Boeing di Amerika Serikat, dan Airbus di Prancis.
Hubungan baik dengan Boeing dan Airbus ini, termasuk dengan ATR yang 50 persen sahamnya dimiliki Airbus, membuat Lion Group memiliki daya tawar yang cukup besar.
Bulan November 2011 Lion Group menandatangani pembelian 230 unit pesawat Boeing. Penandatanganan kontrak pembelian senilai 22 milair dolar AS yang dilakukan di Bali disaksikan Presiden AS Barack Hussein Obama.
Lalu pada bulan Maret 2013 Lion Air menandatangani kontrak pembelian 234 pesawat Airbus A320 senilai 24 miliar dolar AS yang disaksikan Presiden Francois Hollande.
Adapun pembelian 100 unit ATR yang akan ditandatangani besok (Kamis, 27/11) di kantor Perdana Menteri Matteo Ranzi senilai 2 miliar Euro.
"Kami punya kemampuan untuk
leverage industri pesawat terbang nasional kita. Dengan hubungan baik ini kami bisa meyakinkan produsen-produsen pesawat dunia itu untuk menjalin kerjasama yang serius dengan industri pesawat nasional kita,†urai Rusdi.
Menurutnya, industri pesawat terbang nasional yang dikawal PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bisa mendapatkan mesin-mesin bagus dan perangkat
cockpit dengan harga lebih murah. Sementara badan pesawat dan interior bisa dikerjakan di dalam negeri. Begitu juga dengan ban pesawat.
"Dengan begini, nilai produksi pesawat kita murah. Dan dapat dioperasikan untuk penerbangan perintis dan penerbangan jarak pendek di daerah,†kata Rusdi lagi.
Menurutnya Presiden Jokowi menyambut baik gagasan itu. Namun sejauh ini belum direncanakan kapan akan digelar pembicaraan dengan pihak PT DI yang sedang mengembangkan protype N219.
[guh] Â