Berita

Politik

Hendri: Jangan Emosi Hadapi Kekecewaan Orang Malaysia pada Jokowi

SENIN, 24 NOVEMBER 2014 | 20:40 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kemarahan sebagian orang Malaysia atas pernyataan Presiden Joko Widodo harus dipahami secara bijak dan tidak emosional.

Dalam konteks komunikasi di era kini dan relasi antara dua negara bersahabat, ekspresi kekecewaan itu pada hakikatnya adalah kritik positif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pemerintah selain untuk mempertahankan hubungan baik kedua negara.

Demikian pandangan pakar komunikasi politik Hendri Satrio yang disampaikan dalam perbincangan dengan redaksi beberapa saat lalu (Senin, 24/11).


Hendri menyikapi polemik yang muncul beberapa hari terakhir berkaitan dengan kecaman warganegara Malaysia terhadap perintah Jokowi menenggelamkan kapal Malaysia  yang masuk perairan Indonesia secara ilegal.

"Kekecewaan yang diekspresikan melalui media sosial itu adalah fakta sosial, dan semakin memiliki nilai penting karena menyangkut pernyataan seorang presiden," kata pengasuh diskuai Uneg-uneg Politik ini.

Hendri mengatakan bahwa Jokowi yang sekarang tentu sudah berbeda dengan Jokowi beberapa bulan lalu, apalagi Jokowi beberapa tahun lalu. Kini Jokowi adalah seorang kepala negara dan kepala pemerintahan.

Jabatan itu, sambungnya, memiliki konsekuensi yang tidak kecil. Pernyataan seorang presiden memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pernyataan gubernur, walikota apalagi rakyat biasa.

"Sebagai presiden, Jokowi adalah wakil bangsa dan negara Indonesia yang besar dan memiliki pengaruh di panggung dunia. Pernyataan-pernyataannya tidak hanya didengarkan warganegara Indonesia, tapi juga didengar warganegara tetangga," urainya lebih lanjut.

Menurut hemat Hendri, Jokowi harus bisa memilih gaya komunikasi dan diksi yang digunakannya.

Keinginan Jokowi mempertahankan sikap hidup dan gaya komunikasi tentu dapat dipahami. Tetapi di sisi lain, Jokowi dan orang-orang di sekitarnya, baik yang ada di Kabinet Kerja maupun yang sekadar jadi penggemar, harus mengerti konsekuensi dari jabatan dan posisi Jokowi kini.

"Jangan kita gampang marah hanya karena fanatisme terhadap Jokowi. Tidak ada salahnya menyukai dan menjadikan Jokowi sebagai role model. Tetapi terlalu protektif dan reaktif terhadap kritik bisa merugikan Jokowi,” masih kata Hendri.

"Jangan pula marah pada sang pembawa berita. Karena berita itu tentu dimaksudkan agar kita semua mawas dan menjaga kehormatan presiden dan negara kita dengan cara-cara yang pantas," demikian Hendri. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya