Berita

Karakteristik Kepemimpinan BTP AHOK

RABU, 19 NOVEMBER 2014 | 12:57 WIB | OLEH: FRITZ E. SIMANDJUNTAK

"Leadership is a service occupation, a leader has to be a lighthouse of values" (Hector Ruiz)
 
MENURUT rencana, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, akan dilantik Presiden Joko Widodo hari ini di Istana Negara. Hingga tahun 2017, Ahok akan menjadi orang nomor satu di Jakarta untuk melanjutkan visi misinya ketika masih bersama dengan Joko Widodo memimpin Jakarta.
 

Tantangan yang dihadapi Ahok ke depan masih sangat berat. Pertama, permasalahan di kota Jakarta sendiri. Kemacetan dan banjir selalu menghiasi berita di media cetak dan online. Kedua, sikap korupsi di jajaran birokrasi pemerintah daerah DKI Jakarta juga masih merajalela. Ketiga, lambannya birokrasi dalam mengekesekusi program-program yang sudah disetujui. Menurut Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, penyerapan tahun ini diperkirakan akan mencapai sekitar 35-45 persen.  Ini penyerapan terendah sepanjang sejarah dalam APBD DKI Jakarta.
 
Tantangan Ahok keempat adalah menghadapi sikap emosional dari lawan politik maupun organisasi massa di Jakarta yang tidak setuju Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.  Baik dengan alasan yang berbau SARA maupun perbedaan interpretasi terhadap Undang-undang mengenai penunjukkan Wakil Gubernur sebagai Gubernur apabila Gubernur berhalangan tetap.
 
Terlepas dari itu semua, dengan perkembangan globalisasi diikuti dengan perubahan cepat dalam teknologi informasi, maka pemimpin di sektor pemerintahan memerlukan karakter kepemimpinan yang berbeda. Saat ini partisipasi masyarakat sangat aktif dalam evaluasi pemerintahan. Melalui media sosial dan televisi, setiap anggota masyarakat bisa memberi masukan maupun laporan tentang kinerja pemerintahan ataupun kebijakan yang penerapannya dianggap salah.
 
Menurut laporan penelitian "Creating Tomorrow Government Leadership" yang dilakukan oleh Center for Creative Leadership (CCL) ada tiga hal penting yang diperlukan dalam kepemimpinan di sektor pemerintahan.
 
Pertama, kekuatan pemimpin di sektor pemerintahan adalah mampu mendorong dan menggerakkan birokrat untuk bersedia mencapai tujuan utama organisasi.  Karena itu pemimpin harus memiliki keterampilan interpersonal dalam membangun hubungan dengan para birokrat di bawahnya.
 
Kedua, prioritas utamanya adalah memimpin (lead) birokrat, mengelola perubahan yang cepat dan menerapkan model manajemen partisipatif.  Keterampilan dan seni memimpin ini akan menjadi faktor penilai utama yang dilakukan oleh birokrat di bawahnya.
 
Ketiga, pemimpin harus memiliki kemampuan membangun program strategis yang bisa memberikan gambaran luas tentang apa yang akan dicapai serta menjadi proses pembelajaran bagi setiap pemimpin unit kerja di bawahnya.   
 
Berdasarkan penelitian tersebut, ada 16 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin di sektor pemerintahan di era sekarang ini.  Meskipun 16 kompetensi tersebut sangat penting, namun 8 kompetensi yang menempati peringkat atas antara lain: Leading Employees, Resorcefullness, Straightforwardness, Building Relationships, Participative Management, Decisivenewss, Change Management, Doing Whatever it Takes.
 
Mengamati gaya kepemimpinan Ahok, ternyata dia memiliki 8 kompetensi di atas. Bahkan dengan gayanya sendiri Ahok meramu baik nama Indonesia maupun Tionghoa-nya menjadi model kepemimpinan yang saya sebut Kepemimpinan Gaya BTP AHOK.  Yaitu karakter dan perilaku pemimpin Bersih, Transparan, Profesional, Akuntabel, Harmoni, Otokritik dan Komunikasi.  Berikut rincian karakteristik kepemimpinan BTP AHOK.
 
Pertama adalah B yang berarti bersih.  Ahok pernah meraih penghargaan Bung Hatta Award.  Penghargaan ini diberikan kepada pejabat pemerintah yang terus menerus menciptakan iklim bersih korupsi di sektor pemerintahan.  Sungguh ironis apabila ada usaha yang ingin menyandingkan Ahok dengan pejabat partai politik yang pernah menjadi narapidana karena tindak pidana korupsi.
 
Kedua adalah T di mana Ahok juga dikenal sebagai orang yang transparan.  Secara terbuka Ahok mempublikasikan mata anggaran pemerintah daerah DKI Jakarta ke publik. Bahkan hingga tingkat kecamatan, sehingga masyarakat dapat mengawasi secara terus menerus mengenai penggunaan anggaran.  Ahok juga yang berinisiatif melaporkan secara terbuka biaya penunjang operasional sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta di situs pribadinya ahok.org.  Secara transparan Ahok membuka kesempatan masyarakat melihat langsung rapat kerja bersama jajarannya atau kegiatan dinas lainnya melalui media sosial dan you tube.  Bahkan hasil tes calon pegawai negeri sipil diumumkan ke masyarakat secara terbuka oleh Ahok.
 
Ketiga adalah P yang berarti profesional dalam bekerja. Meskipun latar belakang Ahok adalah pengusaha, tetapi sebagai pejabat pemerintahan Ahok juga berperilaku profesional.  Salah satu tipe pekerja profesional adalah melakukan inovasi untuk konstituennya.  Saat menjadi Bupati Belitung Timur, Ahok yang pertama kali melakukan inovasi kebijakan publik dengan memberikan biaya sekolah dan pengobatan gratis bagi masyarakatnya.
 
Ahok juga tidak segan-segan langsung memecat Kepala Dinas PU DKI Jakarta yang tidak mencapai target dalam melaksanakan program-program penanggulangan banjir dan memperlambat proses pembayaran kepada rekanan untuk pengerukan sungai.  Menurut Ahok setiap Kepala Dinas dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus menjadi birokrat yang profesional di mana selain mencapai target yang ditetapkan juga dengan cepat mengatasi permasalahan yang dihadapi.  Bukan malah memperlambat penyelesainnya
 
Keempat adalah A yang berarti Akuntabel.  Keterbukaan Ahok dalam manajemen proses pemerintahan sekaligus merupakan sikap pertanggungjawaban tehadap tiap tindakan, produk, keputusan dan kebijakan termasuk pula di dalamnya administrasi publik pemerintahannya.  Apabila ada program yang gagal atau terlambat penyelesaiannya, secara terbuka Ahok mengumumkannya ke publik dan akan mengumumkan langkah-langkah perbaikan. Seperti dalam kasus kisruh pembangunan jalan layang non-tol Cassablanca
 
Kelima H di mana yang berarti harmonis.  Selama Joko Widodo menjadi Gubernur, Ahok berhasil membangun hubungan harmonis.  Namun harus diakui, sifat meledak-meledak Ahok seringkali juga membuat hubungan yang tidak harmonis antara Ahok dengan DPRD, beberapa birokrat yang merasa dipermalukan, Prabowo dan Hashim Djojohadikusumo.  Dalam hal ini, Ahok masih harus terus memperbaiki sifat-sifatnya agar tercipta suasa kondusif dan harmonis di pemerintahan DKI Jakarta mendatang. 
 
Keenam O yang berarti Otokritik.  Ahok sangat terbuka dalam menerima kritik dari siapapun.  Baik itu dari rakyat biasa maupun lawan-lawan politiknya.  Itu sebabnya Ahok melengkapi dirinya dengan 12 blackberry yang bisa dikontak oleh setiap warga Jakarta dalam waktu 24 jam.  Hal ini sekaligus melengkapi karakteristik dia yang terakhir yaitu Komunikasi.  Ahok sangat terbuka dalam melakukan komunikasi dengan siapapun.  Bahkan anggota warga Jakarta yang melapor melalui SMS selalu ditanggapi dan ditindak lanjuti oleh Ahok dengan cepat.
 
Karakteristik kepemimpinan BTP AHOK, seperti dikatakan Hector Ruiz di atas, bisa menjadi mercu suar nilai bagi pemimpin daerah dan pemimpin organisasi sosial lainnya.  Mudah-mudahan Ahok konsisten dan berhasil meningkatkan kinerja pemerintah DKI Jakarta.  Selamat bekerja Pak Gubernur !!!!
 
Penulis adalah Sosiolog, tinggal di Jakarta


Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Ketua Baleg Klaim Tatib DPR Bukan untuk Mencopot Pejabat Negara

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:37

Akibat Ulah Bahlil, Prabowo Diejek 'Oke Gas, Oke Gas' di Medsos

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:24

Ijeck Bangga Didapuk jadi Anggota Kehormatan KAHMI Sumut

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:13

Anggaran Diblokir, Menteri PU Pusing Ditanya Progres IKN

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:05

Propolisul: Inovasi Berbasis Propolis Lokal untuk Kesehatan dan Pemberdayaan Ekonomi

Kamis, 06 Februari 2025 | 19:04

Saham BCA Anjlok Usai Isu Kebocoran Data Nasabah

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:50

Penyesuaian Tarif Air di Jakarta Tak Bisa Dihindari

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:48

Trump Ancam Ratusan Triliun Impor, IHSG Merah di Bawah 7.000

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:46

Marak Spanduk ‘Bahlil No, Gas 3 Kg Yes’, Saatnya Prabowo Copot Bahlil!

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:31

Satu WNI Tewas dalam Kecelakaan Helikopter di Pahang Malaysia

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:20

Selengkapnya