Berita

net

Politik

Pulang ke Indonesia, Jokowi Harus Jawab Keraguan Rakyat

JUMAT, 14 NOVEMBER 2014 | 19:03 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Sepulang dari lawatan kerja di luar negeri, Presiden Joko Widodo harus menjelaskan tentang kebijakan rencana kenaikan harga BBM dan tiga kartu sakti. Sebab, kedua kebijakan ini telah menjadi polemik dan menimbulkan keraguan di tengah masyarakat.

Setelah di Beijing untuk menghadiri KTT APEC, Jokowi ke Myanmar menghadiri acara pertemuan ASEAN. Dari Myanmar, Jokowi langsung mengikuti KTT G-20 di Brisbane, Australia hingga Minggu (16/11) nanti.

"Jokowi harus menjelaskan kepada masyarakat secara detail dan tanpa ditutupi," ujar Ketua bidang Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial JAMAN, Priyo Kustiadi, kepada wartawan (Jumat, 14/11).


Tiga kartu penjamin sosial diluncurkan sebagai kompensasi atas kebijakan tidak populer menaikkan harga BBM yang segera dilakukan. Dari program ini diharapkan citra Jokowi tidak menurun. Permasalahannya, tiga kartu sakti tersebut menyisakan banyak persoalan.  Mengapa kartu sakti dibagikan hanya di 19 daerah dan pembiayaannya berasal dari corporate social responbility dari PT Telkomsel dan Bank Mandiri yang sudah lama menjadi rekan kerja bagi Jokowi sejak menjabat gubernur DKI Jakarta.

"Keduanya pemain lama, Bank Mandiri menjadi sponsor utama kegiatan seperti Jakarta Marathon dan Telkomsel berupa hibah bus Transjakarta. Akan tetapi perlu ada pengaturan yang benar sehingga bantuan turun secara tepat," terangnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Sosial, jumlah kartu yang akan dicetak untuk tahap awal yaitu periode November-Desember 2014 bervariasi untuk tiga kartu. KKS akan dicetak sebanyak 1.030.028; KIP 157.943; KIS untuk 4.451.508; dan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera yang berupa kartu sim telepon selular sebanyak 1.030.028.

‎Sehingga JAMAN menegaskan Presiden Jokowi bukan saja berfokus terhadap kartu sakti. Akan tetapi tugas pentingnya dalam menjalankan tri misi Trisakti yakni poin harus mandiri terhadap sektor migas, berantas mafia pajak, dan tangkap mafia migas.

"Sebelum Presiden Jokowi mencabut subsidi baiknya lakukan sesuai dengan nawacita dan trisakti yang dijanjikan saat kampanye. Jika tidak maka masyarakat dapat menarik dukungan simpati kedepannya," tuturnya. [dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya