Berita

James Frederich Kumala

Hukum

Anak Bos Sentul City Tolak Diperiksa KPK

SABTU, 08 NOVEMBER 2014 | 00:57 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) batal melakukan pemeriksaan terhadap James Frederich Kumala, anak dari pemilik Sentul City, Kwee Cahyadi Kumala.

Rupanya aksi James menghindari awak media lantaran dirinya menolak untuk memberi keterangan kepada penyidik.

"Yang bersangkutan memang menolak untuk diperiksa," ujar Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi, Jumat malam (7/11).


James sedianya akan dimintai keterangan untuk Komisaris PT Bukit Jonggol Asri (BJA) Kwee Cahyadi Kumala, tersangka kasus dugaan suap alih fungsi hutan di Bogor yang merupakan ayahnya sendiri.

Menanggapi penolakan James, peneliti Indonesian Legal Rountable (ILR) Erwin Natosmal Oemar mengatakan, di dalam KUHAP diatur seseorang diperbolehkan untuk menolak menjadi saksi jika masih ada hubungan keluarga dengan tersangka. Salah satu alasannya agar tidak terjadi konflik kepentingan.

"Kalau tidak diatur dalam Undang-Undang KPK, untuk acara pidana merujuk pada KUHAP," katanya.

Erwin menjelaskan, terkait pengecualian ini diatur dalam pasal 168 KUHAP. James dengan statusnya sebagai anak Cahyadi masuk kategori yang diizinkan mengundurkan diri sebagai saksi.

Siang tadi, James mendatangi kantor KPK di Jalan Rasuna Said, Jakarta. Namun, dia menemui penyidik tidak sampai satu jam lamanya. James keluar dari pintu lobi KPK dengan menunduk. Dia pun bungkan saat diberondong pertanyaan oleh wartawan.

Langkah James semakin cepat sampai akhirnya dia berlari menuju mobilnya yang terparkir 50 meter di belakang kantor KPK. [why]  

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya