Berita

Adhie M Massardi

Politik Keji di Balik Rencana Penaikan Harga BBM

JUMAT, 07 NOVEMBER 2014 | 18:40 WIB | OLEH: ADHIE M. MASSARDI

MENAIKKAN harga bahan bakar minyak (BBM) sudah jadi cita-cita Presiden Joko Widodo sebagaimana pernah diungkapkannya semasa kampanye pilpres 2014.

Saya tidak tahu siapa yang mendorong Jokowi untuk lekas menaikan harga BBM. Yang saya tahu, ada selisih uang (subsidi) yang sangat besar dan tak terkontrol bila itu disalurkan langsung dalam bentuk BLT atau BLSM atau yang semacam itu. Bahkan BPK maupun KPK mustahil mendeteksi penyimpangan di sektor ini.
 

Tapi sudahlah. Itu kita sebut saja bagian dari "limbah politik" atau rejeki kekuasaan, sebagai instrumen untuk Biaya Balik Modal politik yang sudah dikeluarkan, sebagaimana dilakukan oleh penguasa sebelum mereka. Toh selama ini kita (rakyat Indonesia) juga ikhlas-ikhlas saja. Saya hanya keberatan pada cara dan strategi menaikkan harga BBM yang akan dilakukan rezim ini.

Perhatikan, mereka (rezim) ini sudah memastikan harga BBM akan dinaikkan. Tapi waktunya dibuat ngambang. Hal ini dimaksudkan agar (1) para penentang rencana penaikan harga BBM akan kehabisan energi karena tidak tahu kapan harga BBM bakal dinaikan. Sehingga ketika harga BBM benar-benar dinaikkan, energi perlawanan sudah ludes.

Mengambangkan hari H penaikan harga BBM juga mengakibatkan tak terkendalinya harga sembako, karena pedoman (harga BBM) yang belum jelas (berapa). Kepanikan rakyat akan harga-harga (sembako) yang melambung tidak karuan ini, secara psikologis akan merontokkan mental perlawanan.
Sehingga, daripada harga melambung tidak karuan, akhirnya rakyat sepakat dalam kepsrahan: "Silakan naikan harga BBM... Daripada ekonomi jadi begini....!!"

Sungguh, ini politik menaikkan harga BBM yang keji. Ibarat menyiksa korban sedemikian rupa, sehingga si korban yang tak tahan akan penderitaan merintih pasrah: "Cepat bunuh saja kami....!"

(ADHIE M MASSARDI 07:11:14)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

CM50, Jaringan Global dan Pemimpin Koperasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:45

Telkom Salurkan Bantuan Sanitasi Air Bersih ke 232 Lokasi di Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:15

TNI Kawal Mediasi Konflik Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:45

Peran para Bandit Revolusioner

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:19

Pengecer Gas Melon Butuh Kelonggaran Buat Naik Kelas

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:59

DPD Apresiasi Kinerja Nusron Selesaikan Kasus Pagar Laut

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:39

Telkom Beri Solusi Kembangkan Bisnis Lewat Produk Berbasis AI

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:19

Pengangkatan TNI Aktif sebagai Dirut Bulog Lecehkan Supremasi Sipil

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:59

Indonesia Perlu Pikir Ulang Ikut JETP

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:48

KPK Diminta Periksa Bekas Ketua MA di Kasus Harun Masiku

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:35

Selengkapnya