Berita

despen ompusunggu/net

Politik

Bisa Berujung pada Government Deadlock, Jokowi Harus Prioritaskan Penyelesaian Konflik DPR

JUMAT, 07 NOVEMBER 2014 | 13:45 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Presiden Joko Widodo diminta segera mengambil inisiatif politik untuk guna menyelesaikan konflik di DPR. Bila tidak, maka penyelenggaraan negara tidak akan berjalan. Bahkan berpotensi menimbulkan konflik konstitusi, yang bisa berujung pada buntunya pemerintahan atau government deadlock.

Secara konstitusi, Jokowi tidak bisa jalan sendiri dengan pemerintahannya mengelola negara. Karena sebagai presiden, Jokowi harus memegang teguh UUD dan menjalankan segala undang-undang. Ini merupakan substansi dari sumpahnya. Artinya, menyangkut undang-undang, maka urusannya dengan DPR," papar politisi Partai NasDem Despen Ompusunggu, Jumat (7/11).

Menurut Despen, penyelesaian konflik politik DPR antara Koalisi Merah Putih (KMP) versus Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mutlak dilakukan dan harus menjadi prioritas, dengan menempuh cara-cara terhormat, elegan dan negosiasi bermartabat, berbasis ketundukan pada kepentingan rakyat, termasuk melibatkan tokoh-tokoh politik yang punya pengaruh terhadap kekuatan kedua belah pihak.


Bagaimana pun juga, Presiden Jokowi tidak boleh menghindar dari realitas politik di DPR. Sebagai kepala negara dan pemerintahan, Jokowi punya tanggungjawab moral dan politik, terhadap berjalannya sistem ketatanegaraan dengan baik. Tanpa itu, maka Pemerintahan Jokowi tak akan bisa mewujudkan visi-misi atau mewujudkan janji-janji kampanye sesuai konstitusi.

"Artinya, bicara soal konstitusi dan perundang-undangan, maka Presiden Jokowi mutlak mengikutinya. Bila mengabaikan keberadaan DPR, jangan harap bisa menjalankan pemerintahan,” kata dia lagi.

Di sisi lain Despen mengingatkan,  konstitusi negara mengamanatkan DPR punya hak anggaran, legislasi dan pengawasan. Dengan demikian pemerintahan Jokowi-JK tak bisa mengelak dari kewajiban menyelesaikan konflik di DPR. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya