Berita

foto:net

Politik

ODHA Minta Diikutkan sebagai Penerima KIS

JUMAT, 07 NOVEMBER 2014 | 06:57 WIB | LAPORAN:

. Pemerintahan Jokowi-JK baru saja meluncurkan tiga kartu sakti” yaitu Kartu Keluarga Sejahtera (KKS),  Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Orang dengan HIV (ODHA) menyambut baik lahirnya KIS dan menghimbau agar KIS juga mengakomodir Orang dengan HIV sebagai penerima manfaat. Lahirnya KIS diharapkan melengkapi skema PBI dengan mengakomodir kelompok masyarakat yang selama ini mengalami kendala administratif mendaftarkan dirinya menjadi PBI dalam JKN.
 
"Dari penjelasan yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, KIS merupakan kepanjangan dari skema PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang ada dalam JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dengan dua added valuenya adalah perluasan cakupan penerima dengan mengikutsertakan kelompok yang secara sosial termarginalkan serta dengan perluasan cakupan paket manfaat dengan menanggung komponen yang sebelumnya tidak ditanggung dalam JKN," kata Direktur Eksekutif LSM Indonesia Aids Coalition (IAC) Aditya Wardhana di Jakarta, Jumat (7/11).
 
Selama ini, kata Aditya, banyak ODHA berasal dari kelompok tidak mampu masih mengalami kesulitan mendapatkan akses JKN melalui PBI. Hal ini khususnya dikarenakan ada persoalan administrasi kependudukan yang juga dimiliki kelompok ini. Selain itu, banyak komponen perawatan dan pengobatan bagi ODHA yang selama ini di luar dari pertanggungan skema JKN sehingga untuk komponen-komponen ini ODHA masih diharuskan membayar dari kantung sendiri.


Selain itu, KIS juga diharapkan dapat menanggung komponen layanan yang selama ini dibutuhkan oleh ODHA namun belum bisa ditanggung oleh JKN seperti misalnya tes CD4, tes Viral Load dan beberapa obat untuk infeksi penyerta AIDS. "Kami yakin KIS ini bisa menjadi salah satu peluang pendanaan bagi program penanggulangan AIDS yang selama ini masih sangat bergantung pada donor. Dengan mengakomodir ODHA serta komponen layanan yang dibutuhkan, kita bisa tekan infeksi HIV secara drastis dan juga mengurangi tingkat kematian pada ODHA," imbuhnya.

Selama ini tidak bisa dipungkiri bahwa dengan tersediannya layanan pengobatan pada ODHA bukan saja menurunkan tingkat kematian pada ODHA namun juga mampu menurunkan tingkat infeksi HIV baru. Penelitian terbaru mengatakan bahwa ODHA yang mendapatkan terapi dan tingkat virus dalam tubuhnya rendah itu 96 persen menurunkan potensi penularan dari dirinya ke orang lain.
 
"Target dari KIS kan memang kelompok yang oleh pemerintah dikenal dengan nama Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau dengan kata lain adalah kelompok yang susah dijangkau dengan akses konvensional. Saya yakin pemerintahan Jokowi juga sudah memikirkan cara-cara non-konvensional untuk tetap mampu memberikan akses KIS kepada kelompok ini," kata Aditya.
 
Harapan terbesar ODHA terhadap KIS adalah skema ini kedepan juga akan mengakomodir komponen obat ARV yang selama ini digunakan untuk terapi HIV guna menekan jumlah virus dalam tubuh. Adanya jaminan pembiayaan obat ARV ini akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi epidemic AIDS.
 
LSM IAC optimis jika KIS ini lebih diperjelas lagi dengan aturan dan petunjuk yang lebih secara specifik menerangkan siapa target penerima manfaatnya serta paket manfaat juga mengakomodir layanan AIDS termasuk obat ARV maka visi kita untuk menurunkan dan membalikan laju epidemic sekaligus menurunkan tingkat kematian akibat AIDS bisa pelan-pelan terwujud. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya