. Presiden Jokowi diharapkan segera mengangkat Jaksa Agung sekelas almarhum Baharuddin Lopa. Memiliki ketegasan, ada terobosan dan banyak harapan.
Demikian dikemukakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmon J Mahesa saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, kemarin (Selasa, 4/11).
Menurutnya, untuk mencari Jaksa Agung sekelas Lopa memang susah, karena itu ia menduga Jokowi akan menunjuk M. Yusuf yang sekarang ini menjabat Ketua PPATK sebagai Jaksa Agung baru.
Dalam pengamatan Desmon, sementara ini kalau membandingkan terhadap jaksa yang di KPK lebih hebat dari pada yang di Kejagung. Berarti pimpinan KPK lebih baik dari jaksa agung, pasalnya tidak ada kasus-kasus yang mandek di KPK, sementara perkara di Kejagung banyak perkara yang mandek.
"Akhirnya kalau mau lihat apa adanya termasuk penilaian masyarakat, KPK lebih baik dari Kejagung. Kalaupun mengangkat Abraham Samad, itu hak prerogative Presiden," ujar Desmon.
Yang selanjutnya perlu dicermati apakah pengangkatan Jaksa Agung nanti dalam rangka penegakan hukum atau kepentinga politik. Kalau dalam rangka penegakan hukum perlu kita kawal. Tapi kalau untuk kepentingan Presiden, dalam ini harus dicermati, seperti Jagung Basrif Arief, tidak tegas juga.
Harapaannya dengan Jaksa Agung baru, ia menekankan bisa membereskan dengan baik soal penuntutan , tidak bermain-main dengan penetapan tersangka, tidak tiba-tiba menerbitkan SP3. Ke depan, diharapkan dalam penetapan tersangka harus jelas.
"Hari ini yang kita lihat kehilangan proses itu di kejaksaan. Jaksa Agung baru bisa nggak menghapus kesan orang yang berduit di SP3 dan yang masuk penjara orang yang tidak berduit," tandas Desmon dilansir dari situs
Parlemen.
Ia menegaskan kembali, kalau dalam kepentingan hukum yang akan dipilih M Yusuf (Ketua PPATK). Tapi dalam rangka kepentingan politik, dia menebak Jampidus yang dipilih. Jaksa Agung tidak harus karir, dulu ada Jaksa Agung non karir yaitu Marsilam Simanjuntak dan Andi Galib dari kalangan militer.
[rus]