Berita

ilustrasi

Angka Prostitusi Diprediksi Naik

Imbas Kenaikan Harga BBM
SELASA, 04 NOVEMBER 2014 | 09:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rencana pemerintahan yang akan mencabut subsidi dan menaikan harga Bahan Ba­kar Minyak (BBM), diang­gap akan menjerumuskan anak-anak bangsa. Salah sa­tunya, praktek pe­lacuran dan pros­titusi dikhawatirkan men­jamur.

Pasalnya, kebanyakan maa­ya­rakat Indonesia, terutama golongan menengah ke bawah akan kesulitan membiayai ke­butuhan hidupnya.

“Dari 240-an juta jiwa pen­du­duk Indonesia, dua per tiga- nya adalah masyarakat susah. Tingkat pendidikan, pengeta­huan dan ke­terampilannya ma­sih ren­dah. Jika pemerintah te­tap akan menaikkan harga BBM, maka akan kian ba­nyak orang-orang Indonesia yang menjual diri­ se­ba­gai pela­cur. Akibatnya, dunia pros­titusi akan menjamur. Sebab, mereka tidak tahu mau bagaimana lagi ha­rus meme­nuhi kebutu­han hidup se­hari-hari,” ujar Di­rektur Lem­baga Prosti­tusi Wacth Paul Ha­siholan di Ja­karta, kemarin.


Menurut Paul, kebijakan me­naikkan harga BBM sangat tidak tepat bagi masya­rakat In­donesia. Jika terjadi de­fisit ang­garan negara, Pre­siden Jokowi diminta mencari upaya lain yang lebih manusia­wi untuk meme­nuhi kebutuhan anggar­an itu. Bukan dengan cara me­naik­kan harga BBM.

Prostitusi Wacth menilai, se­tiap daerah tujuan wisata di se­luruh Indonesia marak dengan prostitusi. Para pekerja seks komersial (PSK) itu pun keba­nyakan bersusia belia yang se­harusnya sekolah dan memi­liki masa depan yang lebih baik.

Untuk itu, Paul meminta pe­merintah tidak menaikkan harga BBM dan mencabut subsidi dari kalangan masya­ra­kat ekonomi lemah. Jika peme­rintah ingin mendapat uang dan mengisi kas negara, lanjut Paul, masih ba­nyak hal lain yang bisa dilaku­kan dan tidak hanya terpaku pada urusan BBM dinaikkan.

“Kan bisa dengan menutup kebocoran penggunaan BBM oleh mafia minyak. Bisa juga meminta para pengusaha untuk menekan pembayaran pajak,” katanya. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya