Berita

ilustrasi

On The Spot

Kendaraan Antre Panjang, Polisi Disebar Jaga SPBU

Tanda-tanda Harga BBM Mau Dinaikkan
SELASA, 04 NOVEMBER 2014 | 09:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Antrean sepeda motor tampak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Jalan Fatmawati Raya Nomor 4, Jakarta Selatan. Antrean mengular hingga ke badan jalan. Ada belasan kendaraan roda dua yang menunggu untuk dilayani mengisi BBM.

Tempat pengisian yang dituju berada di paling kanan. Mesin dis­penser-nya memang diper­un­tukkan buat kendaraan roda dua. Ada tiga petugas SPBU yang me­layani pengendara motor. Dua petugas yang mengenakan se­ra­gam bertugas menuangkan ben­sin ke tangki motor. Satu lagi menerima pembayaran.

Ada empat selang yang akan mengalirkan bensin ke motor di dispenser ini. Selang sebelah kiri untuk mengisi premium dan per­tamax. Sedangkan yang sebelah ka­nan, kedua selang untuk me­nya­lurkan premium. Semua pe­ngen­dara memilih akan tangki mo­tor diisi dengan premium. Pre­mium adalah bensin produk Per­tamina beroktan 88. Premium termasuk BBM bersubsidi kare­na harga jualnya di bawah harga pasaran minyak dunia.

Dua dispenser yang melayani pengendara mobil tak kalah si­buknya. Setiap baris ada empat hing­ga enam mobil yang antre isi bahan bakar. Di dispenser baris kedua, melayani pembelian pre­mium dan pertamax. Sedang­kan dispenser baris ketiga menya­lurkan premium, pertamax dan solar. Seperti sepeda motor, mobil antre dua baris. Di sisi kiri dan kanan dispenser.

Joko Susilo, petugas SPBU me­nilai, belum ada peningkatan pem­belian BBM bersubsidi men­­jelang naik harga. “Antrean pan­jang semacam ini sudah bia­sa,” sebut dia.

Menurut pria berusia 35 tahun itu, sejauh ini penjualan premium di SPBU ini masih normal meski su­dah san­ter harga premium akan dinaik­kan. “Tidak ada lonjakan. Masih normal,” ujar Joko yang menge­na­kan seragam hitam itu.

Dia menduga, belum terjadi antrean di SPBU karena hingga kini belum jelas kapan peme­rin­tah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurut dia, jika su­dah ditentukan tanggalnya, bia­sanya pengendara mulai antre di SPBU sejak empat hari se­bel­um­nya. “Antreannya bisa meng­ular seharian penuh,” kata Joko mem­bandingkan kenaikan harga BBM pada 2013 lalu.  

Hingga kemarin, lanjut Joko, belum ada sosialisasi dari Per­ta­mina mengenai rencana kenaikan harga. Kalaupun pihak SPBU tak diberi tahu mengenai waktu ke­naikan harga, ada tanda-tanda yang bisa dilihat. “Biasanya ka­lau mau naik, pasti ada polisi yang mu­lai berjaga. Tapi sampai hari ini belum ada,” ucapnya.

Sejauh ini, distribusi BBM dari Pertamina rutin dan lancar. “Ti­dak ada kekosongan. Apalagi sam­pai kehabisan stok BBM,” kata Joko.

Antrean pengendara juga ter­lihat di SPBU yang terletak di Ja­lan Hang Lekir, Senayan, Jakarta Selatan. SPBU ini terletak di sam­ping kampus Bina Nusantara University. Kendaraan roda dua dan empat antre sampai keluar. Bahkan sampai menutup pintu masuk dan keluar kampus.

SPBU ini memiliki dua baris pengisian BBM. Setiap baris ada dua dispenser. Satu baris untuk mobil, satu untuk motor. Empat mesin penyalur bahan bakar itu tak sebanding dengan jumlah ken­daraan yang isi BBM. Aki­batnya terjadi antrean panjang.

Andi, seorang pedagang yang bejualan di samping SPBU me­ngatakan, antrean kendaraan hen­dak mengisi BBM itu merupakan pemandang sehari-hari. Bia­sa­nya, pada sore hari kendaraan antre panjang. “Petugas kea­man­an di Binus suka pada bingung. Kendaraan mahasiswa maupun staf kampus sulit untuk keluar ataupun masuk. Sebab pintu ter­tutup oleh kendaraan yang ingin mengisi ke SPBU,” kata Andi.

Menurut Andi, lokasi SPBU ini sangat strategis karena ter­letak di ka­wasan Senayan. Jalur yang me­lalui padat sepanjang hari. Sa­yangnya, tempat isi ba­han bakar ini kurang luas. Aki­batnya, tak bisa menampung banyak ken­da­raan.

“Ada dua kampus dekat sini lalu jalan ini menuju ke daerah Se­na­yan. Pastilah banyak yang mau mengisi BBM di sini,” ujarnya.

Tidak ada SPBU lain di wi­la­yah itu. SPBU berikutnya ada di daerah Gandaria. Selain jauh, un­tuk sampai ke sana pengen­dara dihadang kemacetan parah. “Ma­kanya banyak yang ngisi di si­ni. Bukan karena harga BBM mau naik,” kata Joko.

Kapok Antre Empat Jam, Selalu Isi Full

Meski waktu kenaikkan harga BBM belum ditetapkan, bebe­ra­pa pengendara roda dua ber­jaga-jaga guna menyikapi si­tuasi itu. Mereka memilih untuk mulai memenuhi tangki ken­da­raannya dengan BBM ber­subsidi premium.

“Tadi saya ngisi full tank. Be­sok-besok kalau isi tangki mo­tor saya mendekati sete­ngah, juga akan saya isi full tank lagi. Buat jaga-jaga se­belum naik,” ujar Yudha, salah seorang kon­sumen di SPBU yang terletak di Jalan TB Si­matupang, Jakarta Selatan.

Alasan doa melakukan itu ka­rena ogah mengantre BBM men­jelang kenaikkan harga nanti. Yudha kapok karena per­nah antre hingga empat jam cu­ma untuk mengisi penuh tangki mo­tor bebeknya jelang ke­naik­an harga 2013 lalu. “Kapok sa­ya kalau harus ikut antre kayak gitu lagi. Mending bersiap dari se­karang lah. Toh katanya bu­lan ini naiknya,” ujarnya.

Yudha bilang, jelang ke­naik­an harga tahun lalu, pre­mium sulit diperoleh. Beberapa SPBU kehabisan stok BBM ber­sub­sidi. Lantaran BBM langka, mas­yarakat pun beralih ke per­tamax daripada kendaraannya mogok. “Waktu saya cari bensin sampai ke SPBU yang bukan dari Pertamina, tetap saja sulit dapat. Makanya dari sekarang saya bersiap,” ujarnya.

Ia merasa beban hidupnya akan lebih berat jika harga BBM di­­naikkan. Bekerja sebagai pe­ga­­wai swasta, ia menyebut gaji­nya pas-pasan hanya cukup un­tuk hidup. “Motor masih nyicil, ting­­galnya masih di kosan. Be­rat lah kalau BBM naik,” curhatnya.

Yudha berharap, harga BBM subsidi tak dinaikkan. Pe­me­rin­tah bisa mencari alternatif lain sebelum memilih me­naik­kan har­ga BBM. Kenaikan har­ga ini akan berdampak banyak kepada mas­yarakat. Semua har­ga barang pasti ikut terkerek naik.

“Jangankan 2.000 atau 3.000, har­ga BBM naik 1.000 saja, harga-harga barang dan ongkos trans­portasi bakal melonjat ting­gi. Semakin sulit kehidupan orang ka­yak saya,” curhat pria yang me­nge­nakan jaket klub sepakbola Chelsea ini.

“Buat orang kecil seperti saya be­rat kalau harus beralih ke per­tamax. Saya juga bi­ngung nanti bagaimana kalau harga pre­mium naik,” imbuhnya.

Rahman, tukang ojek yang mangkal di dekat kampus Binus di Jalan Hang Lekir juga ber­ha­rap, harga BBM tak naik. Kalau­pun naik, mau tidak mau tidak harus mengenakan tarif baru buat konsumennya. “Masalah­nya konsumen saya kebanya­kan ma­hasiswa. Keuangannya nggak seberapa karena masih di­kasih orangtua,” ujarnya.

Biasanya untuk jarak dekat, dia mengenakan tarif mulai Rp Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu. “Kalau dari sini Blok M walau dekat ta­pi macet. Saya kenakan Rp 20 ri­bu,” bebernya. Untuk jarak jauh, dia meminta ongkos Rp 50 ribu sekali jalan.

“Kalau BBM naik apa mau ma­hasiswa bayar ongkos Rp 30 ribu dari sini ke Blok M?” kata Rahman.

Ongkos dinaikkan karena pe­ngeluarkan Rahman untuk mem­­beli bensin juga jadi lebih besar jika harga BBM ber­sub­sidi naik. Dia mengaku, sehari bisa meng­ha­bis­kan Rp 30 ribu untuk isi bensin.  ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

UPDATE

Muhibah ke Vietnam dan Singapura

Selasa, 08 Oktober 2024 | 05:21

Telkom Investasi Kesehatan Lewat Bantuan Sanitasi Air Bersih

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:35

Produk Olahan Bandeng Mampu Datangkan Omzet Puluhan Juta

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:15

Puluhan Anggota OPM di Intan Jaya Kembali ke NKRI

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:55

70 Hakim PN Surabaya Mulai Lakukan Aksi Mogok

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:30

Gotong Royong TNI dan Rakyat

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:15

Pemerintahan Jokowi Setengah Hati Bahas Kesejahteraan Hakim

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:50

Perkuat Digitalisasi Maritim, TelkomGroup Hadirkan Satelit Merah Putih 2

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:20

Prabowo Harus Naikan Gaji Hakim Demi Integritas dan Profesionalitas

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:55

Tertangkap, Nonton Perayaan HUT ke-79 TNI Sambil Nyopet HP

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:35

Selengkapnya