Berita

sudirman said/net

Alasan Menteri ESDM Pertahankan Petral Dinilai Konyol

SENIN, 03 NOVEMBER 2014 | 09:50 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said tetap ingin mempertahankan keberadaan Pertamina Energy Trading Limited atau Petral, anak perusahaan Pertamina yang berada di Singapura.

Petral yang 100 persen sahamnya dimiliki Pertamina selamai ni dikenal sebagai instrumen impor minyak mentah dan BBM untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

Menurut Sudirman Said dalam sebuah diskusi di Jakarta hari Sabtu lalu (1/11), Indonesia masih membutuhkan instrumen “trading” migas di luar negeri seperti Petral. Dia mengatakan, Petral mempunyai fleksibilitas, kemampuan kredit besar, dan terdaftar dalam pasar internasional.


Menurut ekonom senior DR. Rizal Ramli, penjelasan Sudirman ini konyol. Rizal Ramli menyayangkan bila Presiden Joko Widodo memakan mentah-mentah pendapat seperti yang disampaikan Sudirman Said itu.

“Pertamina memiliki kredibilitas, credit worthiness yang besar,” ujar Rizal Ramli dalam perbincangan dengan redaksi, Senin pagi (3/11).

Mantan Menko Perekonomian di era Abdurrahman Wahid ini menjelaskan, pemerintah ketika itu juga menghadapi persoalan yang kurang lebih sama.

“Presiden Gus Dur berani menghapuskan mafia ekpor minyak mentah yang subur di zaman Soeharto. Pertamina tidak perlu jual minyak mentah lewat perusahaan kertas atau paper trading company di Hongkong yang jadi alat kroni-kroni kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan sekitar 30 hingga 40 sen dolar AS per barel dari ekpor minyak mentah Indonesia,” kata Rizal Ramli.

“Kok Presiden Joko Widodo terbujuk argumen konyol Sudirman,” sambungnya.

Lebih lanjut Rizal Ramli mengatakan, pemerintah baru harus berani membubarkan Petral karena selama ini menjadi istrumen yang digunakan mafia impor migas demi patgulipat yang merugikan negara.

“Pembelian minyak bisa langsung dilakukan oleh Pertamina dari negara produsen, bukan dari para brokers,” demikian Rizal Ramli. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya