Berita

Visum RSCM Membuktikan Tak Terjadi Kekerasan Seksual di JIS

RABU, 22 OKTOBER 2014 | 16:53 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Tidak ada tanda-tanda adanya kekerasan seksual yang dialami AK. Hasil visum korban AK menunjukkan tidak ada masalah di anus korban, semuanya normal dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara medis.

Demikian disampaikan Patra M. Zen, pengacara terdakwa Agun Iskandar menirukan kesaksian dr Oktavinda Safitry SpF, saksi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), usai sidang tertutup di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan (22/10).  dr Oktavinda menangani proses visum terhadap AK/.

Menurut Patra kesaksian dr Oktavinda semakin memperkuat kesaksian dr Narain Punjabi dari klinik SOS Medika dalam persidangan dua pekan silam. Dalam penjelasannya, dr Narain yang pertama kalinya memeriksa korban AK usai adanya dugaan kekerasan seksual pada 22 Maret, juga menegaskan bahwa AK tidak mengalami tindak kekerasan seksual.


Hasil visum RSCM No 183/IV/PKT/03/2014 tanggal 25 Maret 2014 mengungkapkan bahwa pada pemeriksaan terhadap lubang pelepas korban AK (6 tahun) tidak ditemukan luka lecet/robekan, lipatan sekitar lubang pelepas tampak baik dan kekuatan otot pelepas baik.

Hasil visum RSPI No 02/IV.MR/VIS/RSPI/2014tanggal 21 April 2014 juga menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan visual dan perabaan pada anus AK tidak menunjukkan adanya kelainan.

Kedua hasil visum tersebut memperkuat laporan dari klinik SOS Media tanggal 22 Maret 2014. Dari hasil pemeriksaan terhadap AK disimpulkan bahwa si anak tidak mengalami kekerasan seksual.

Patra menambahkan, dalam kesaksiannya dr Oktavinda mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap AK tidak bisa dilakukan hanya sekali. Untuk itu setelah proses visum yang pertama, pihak dokter meminta ibu Theresia Pipit Kroonen untuk membawa kembali anaknya ke RSCM. Namun permintaan itu tidak dilakukan.

Ibu korban justru membawa korban AK ke rumah sakit lain dimana hasil visumnya bisa disesuaikan dengan keinginan pasien.

"Apa yang diminta RSCM persis seperti yang diminta dr Narrain dari SOS Medika ketika memeriksa AK tanggal 22 Maret. Tapi ibu korban tidak mengindahkannya dan mengabaikan permintaan dua rumah sakit itu untuk dilakukan pemeriksaan ulang.  Laporan ke polisi terhadap lima terdakwa ini tidak didukung fakta medis yang kuat," tandas Patra.

Menurut Patra kesaksian dr Oktavinda dalam sidang dengan 5 terdakwa dari petugas kebersihan JIS ini sangat penting untuk membongkar dugaan adanya rekayasa kasus. Apalagi sejumlah pihak juga ragu setelah mencermati keterangan para saksi yang dihadirkan di persidangan.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya