Berita

chairul tanjung/net

MENANTI KABINET BARU

Jokowi Blunder Kalau Pilih Chairul Tanjung

SELASA, 21 OKTOBER 2014 | 22:26 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pengusaha Chaerul Tanjung (CT) menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara, tadi sore. Berkembang spekulasi mantan Menko Perekonomian itu akan kembali memegang jabatan yang sama di Kabinet Jokowi-JK.

Peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Gede Sandra, menilai tidak akan ada perubahan dalam kabinet Jokowi dibandingkan dari kabinet SBY bila benar mengangkat CT sebagai Menko Perekonomian.

"Seharusnya Jokowi paham bahwa CT sebagai pengusaha tidak begitu paham terhadap persoalan makro ekonomi. Terbukti prestasi CT sama sekali tidak istimewa. Malah fundamental ekonomi Indonesia terus merosot selama dia jadi Menko Perekonomian," kata Gede kepada (Selasa, 21/10).


CT menjadi Menko Perekonomian mulai Mei-Oktober 2014, menggantikan Hatta Rajasa yang maju dalam pilpres. Merosotnya fundamental ekonomi selama CT jadi menteri bisa dilihat dari catatan neraca perdagangan dan transaksi berjalan.

Pada bulan Mei 2014, saat CT pertama kali diangkat jadi Menko, neraca perdagangan tercatat masih surplus sebesar 69,9 juta dolar AS. Namuun sebulan menjabat, pada Juni 2014, neraca sudah defisit ke 0,3 miliar dolar AS. Tiga bulan menjabat, pada Agustus 2014, neraca  kembali defisit sebesar 318 juta dolar AS.

Sedangkan untuk transaksi berjalan, pada kuartal ke II, saat CT baru sebulan menjabat Menko, sudah tercatat defisit sebesar 9 miliar dolar AS. Kemudian, pada kuartal ke III, saat CT sudah 4 bulan menjabat Menko, transaksi berjalan ternyata masih defisit di angka 8 miliar dolar AS.

Berbagai defisit inilah yang membuat kurs rupiah terhadap dolar tidak kunjung menguat selama CT menjabat Menko. Rupiah terus berada di kisaran Rp 12.000 per dolar AS. Akibatnya perekonomian Indonesia selalu berada pada zona berbahaya atau lampu kuning.

Gede mewanti-wanti bukan tidak mungkin bila CT kembali menjadi Menko di Kabinet Jokowi, bulan Desember 2014 nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa tembus ke angka Rp 13.000.

"Dan ingat, saat kurs rupiah tembus Rp 13 ribu per dolar AS, perekonomian Indonesia benar-benar sudah lampu merah atau masuk ke zona gawat darurat. Jika ini terjadi, bukan tidak mungkin di saat yang bertepatan dengan 100 hari pemerintahan, semuanya telah menjadi begitu terlambat bagi Jokowi," pungkas lulusan magister ilmu ekonomi UI ini.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya