Berita

jokowi-jk/net

Politik

Jokowi-JK, Hapus Proyek-proyek Neolib di Indonesia!

SENIN, 20 OKTOBER 2014 | 01:56 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kebijakan ekonomi neoliberalisme sudah terbukti gagal mensejahterakan rakyat. Kebijakan model neolib telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada kehancuran: kemiskinan, pengangguran massal, perampokan sumber daya alam, utang luar negeri yang mencekik, dan pengerusakan lingkungan.

"Karena itu, pemerintahan Jokowi-JK harus menghentikan seluruh proyek neoliberal di Indonesia," desak Ketua Departemen Pendidikan dan Kaderisasi Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi(LMND), Hengky M, dalam pesan elektroniknya kepada (Minggu, 19/10).

Neoliberalisme membuat utang luar negeri kita menumpuk, yang jumlahnya kini mencapai triliunan rupiah. Utang luar negeri bukan hanya membebani APBN tetapi juga menjadi pintu masuk penerapan kebijakan neoliberal yang meliputi privatisasi, liberalisasi perdagangan, dan deregulasi perbankan. Utang negara terus menerus digunakan hanya untuk membayar bunga utang (to feed on itself), mirip dengan lingkaran setan gali lubang tutup lubang.


Sementara, industri nasional yang seharusnya menciptakan lapangan pekerjaan dan memproduksi barang-barang kebutuhan rakyat justru dibinasakan oleh modal asing. Rejim neolib lebih memihak kepada modal dan perusahaan asing, sementara perusahaan nasional (BUMN dan swasta) satu per satu dibiarkan rontok alias dibangkrutkan. Akibatnya, pertumbuhan industri dalam negeri melompat ke jurang sehingga mengalami de-industrialisasi.

Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, neoliberalisme telah menghasilkan pengangguran dan pekerja informal yang menurut organisasi pekerja seluruh Indonesia mencapai lebih dari 70% dari total rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, sistim neolib juga menyebabkan rakyat harus membayar dengan harga mahal pendidikan dan pelayanan kesehatan. Akibatnya, semakin banyak pemuda dan kaum miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang memadai.

Berbagai cadangan energi seperti minyak, gas, dan batubara dijual dengan harga sangat murah. Bahkan, sekitar 80-90% dari pengelolaan sumber energi dan sumber daya alam berada di bawah bendera perusahaan dan maskapai asing.

"Kita dijanjikan akan kesejahteraan oleh rejim pemerintahan berkedok bersih, demokratis, dan kerakyatan. Tapi kenyataannya hingga sekarang ini, sebagian besar rakyat kita hanya mendapatkan kemiskinan, ketidakdadilan, dan korupsi seperti BLBI dan kasus Century. Kita tentu tidak mau sistim neoliberalisme melangkah semakin lebih jauh lagi," seru Hengky M.

Ada beberapa agenda yang mesti digalakkan Jokowi-JK agar sistem neolib bisa dihilangkan, dan diganti dengan pembangunan industri di bumi Indonesia. Pertama, kata dia, cabut UU yang bernafas neolib, diantaranya UU Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, UU Nomor 22/2001 tentang Migas, UU Nomor 25/2007 tentang Penanaman Modal, UU Sisdiknas, UU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan proyek MP3EI.

"Pemerintah baru harus menasionalisasi perusahaan pertambangan asing, atau minimal mendorong renegoisasi terhadap kontrak pertambangan yang melibatkan perusahaan asing. Juga, memperjuangkan penghapusan utang luar negeri, atau minimal melakukan negosiasi untuk moratorium kepada negara-negara donor," pungkasnya.[dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya