Berita

Hukum

KPK: Rapat Komisi VII dan ESDM Bahas Uang Pelicin

SABTU, 18 OKTOBER 2014 | 00:46 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan telah terjadi penyimpangan dalam rapat pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan antara Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR.

Menurut Wakil Ketua KPK Zulkarnain, dalam rapat itu malah berunding soal uang pelicin apabila anggaran yang diajukan oleh ESDM dikeluarkan. Hal pokok mengenai pembahasan kebutuhan anggaran malah terabaikan.

Padahal, lanjutnya, dalam perencanaan anggaran itu sudah ada prosedur tetap. Antara lain, membuat rencana kerja anggaran kementerian/lembaga lantas diajukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan, dan menteri lembaga bersangkutan.


"Seharusnya dibahas sesuai prosedur, jangan yang dibahas uang pelicinnya," ungkap Zulkarnain di kantornya, Jalan Rasuna Said, Jakarta (Jumat, 17/10).

Zul bilang, kasus ini terungkap karena banyak saksi-saksi yang mau cerita soal itu. Tapi, ada juga saksi yang tutup mulut soal penyimpangan pembahasan anggaran itu. Salah satunya yang terungkap dalam sidang bekas Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

Di dalam sidang, terkuak ada permintaan uang pelicin dengan istilah buka-tutup kendang. Yakni, duit upeti mesti disediakan Kementerian ESDM dikumpulkan dari setoran SKK Migas dan Pertamina.

"Bukan substansi, tapi mencari celah-celah mana yang bisa dinegokan. Makanya kita tekankan lobi-lobinya yang benar, substansial. Begitulah dengan etika kita harap ada standar operasi prosedur yang jelas," terang Zul.

Namun, Zulkarnain menolak membeberkan apakah para mantan Anggota Komisi VII periode 2009-2014 itu bakal diseret ke meja hijau. Menurutnya, saat ini KPK fokus menyelesaikan kasus sudah berjalan, yakni dengan tersangka SB (Sutan Bhatoegana) selaku mantan ketua Komisi VII.

"Sebetulnya ini perkara sudah jadi, berikut konsentrasi kita, media juga sudah jadi. Kita cegah, jangan terjadi lagi, masyarakat sudah tahu permainan busuk itu," tandasnya. [why]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya