Berita

Nusantara

Sulitnya Mengakses Pendidikan di Indonesia Timur

JUMAT, 17 OKTOBER 2014 | 09:29 WIB | LAPORAN:

RMOL.  Hambatan akses dan kualitas menjadi masalah besar yang masih dihadapi dunia pendidikan di Indonesia Timur. Kondisi pendidikan ini berbanding terbalik dengan Indonesia bagian barat.

Hal ini dikatakan anggota Komite III DPR RI, Abdurrahman Abu Bakar Bahmid melalui pernyataan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (17/10).
 
"Pemerintah harus berkonsentrasi memperkecil, bahkan menghilangkan gap - nya,” kata senator asal Gorontalo tersebut.


Bahmid memaparkan, hambatan dimaksud antara lain faktor lokasi tempat tinggal yang jauh dari bangunan sekolah. Masyarakat umumnya bermukim di kawasan hutan, perkebunan/pesisisir, juga ada yang terpencil/terisolir, di daerah terluar dan terdepan. Selain itu juga infrastruktur transportasi di wilayah timur umumnya jelek dan rusak. Sarana transportasi umum juga minim atau bahkan tidak ada sama sekali. Jika ada, ongkosnya tinggi. Kondisi ini diperparah dengan tidak tersedianya guru dan fasilitas pendidikan yang memadai.

"Mengapa hambatan-hambatan ini bisa muncul? Jawabannya adalah karena selama ini Pemerintah berpikir dan bertindak secara sektoral," terangnya.

Pendidikan dianggap sebatas urusan membangun sekolah, menyediakan guru, buku, dan sejenisnya. Penyediaan jalan dan sarana transportasi dianggap tidak ada hubungannya dengan pendidikan. Kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan, ESDM, dan lain-lain terkesan tak punya tanggung jawab terhadap pendidikan.

Untuk itulah, Komite III DPD RI, jelas Bahmid, mendorong pemerintah, khususnya kementerian-kementerian terkait untuk bekerja sama dan bersinergi dalam rangka menciptakan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa. Hal ini agar kesenjangan pendidikan di Indonesia tidak terjadi lagi.

"Tugas negara sesuai konstitusi adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Menjadi kewajiban negara untuk memberikan layanan pendidikan terbaik bagi masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada," tutupnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya