Presiden Komisaris PT Kaltim Parna Industri (KPI) Marihad Simbolon pernah mendatangi kantor Rudi Rubiandi sewaktu masih menjabat sebagai Kepala SKK Migas.
Dia datang untuk melobi Rudi supaya bisa menyelamatkan perusahaannya yang terancam gulung tikar bila harga formula gas tak diturunkan.
"Marihad datang ke kantor saya, sekitar lima menit saja, mengeluh masalah PT KPI akan gulung tikar kalau harga gas tetap seperti ini," kata Rudi saat bersaksi dalam sidang terdakwa Artha Meris Simbolon di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (16/10) petang.
Rudi tak diam saja. Dia lalu memerintahkan amak buahnya, Popi Ahmad Nasfis untuk mengecek kesenjangan harga yang dikeluhkan oleh Marihad Simbolon. Saat itu, harga jual amoniak dari Total kepada perusahaan lain, termasuk KPI di Kalimantan Timur harga USD 12. Sedangkan, harga untuk saingan mereka yakni PT Kaltim Pasific Amoniak, bisa membeli dengan harga USD 5. Dengan itu Marihad mengeluh pada Rudi.
"Marihad mau dinegosiasikan dengan penjualnya. Karena gasnya dari Total. Setelah itu dilakukan negosiasi," terangnya.
Ternyata, lanjut Rudi, untuk perusahaan PT KPA sudah dinaikkan, namun PT KPI belum mendapat kenaikan. "Mestinya selesai negosiasi Maret 2013, tapi April belum selesai," kata Rudi.
Selain itu, Rudi juga beberkan pernah diajak Marihad bermain golf di lapangan golf Gunung Geulis. Di sela-sela kegiatan itu, lanjut dia, Marihad kembali mengulangi permintaannya kepada Rudi.
"Marihad pernah mengajukan permohonan ke BP Migas ingin membangun perusahaan gas di Jawa Timur," tandas terpidana suap SKK Migas itu.
[zul]