Berita

foto:net

Nusantara

Keluarga Almarhum Aditya Masih Menanti Janji STIKES Ngudi Waluyo

RABU, 15 OKTOBER 2014 | 12:24 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Keluarga almarhum Aditya Gunansar kecewa dengan pihak STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Semarang. Pihak STIKES Ngudi Waluyo hingga saat ini belum memenuhi janjinya untuk menyantuni keluarga almarhum.

Aditya meninggal dunia pada tanggal 8 Juni 2014 saat mengikuti kegiatan pecinta alam yang dilaksanakan oleh STIKES Ngudi Waluyo. Aditya adalah mahasiswa semester III Universitas Semarang. Ia bersama 104 mahasiswa dari berbagai kampus di Semarang berangkat dengan menggunakan bus untuk melakukan pendagian ke Gunung Prau Wonosobo Dieng Jawa Tengah, pukul 1 siang tanggal 7 Juni.

Dan setengah 8 pagi besoknya, pihak keluarga mendapat kabar kalau Aditya meninggal dunia. Aditya menghembuskan napas terakhir saat dalam perjalanan dari lokasi pendakian ke salah satu puskesmas terdekat.


Gunansar, ayah dari Aditya saat dihubungi mengatakan, ada yang tidak wajar dari kepergian anak sulungnya itu. Gunansar mengaku tidak mendapat penjelasan yang utuh dari kematian Aditya, baik dari pihak STIKES atau dari puskesmas.

"Waktu itu saya tidak sadar. Mereka mengatakan anak saya meninggal biasa. Dari puskesmas juga tidak ada otopsi," kata Gunansar dalam percakapannya dengan redaksi siang ini (Rabu, 15/10).

Namun, lanjut Gunansar, ada salah satu teman anaknya yang mengatakan, kenapa keluarga almarhum tak melakukan komplain. Karena di kaki Aditya ada luka yang tidak wajar.

"Tapi panitianya mengatakan itu hanya kena sepatu," ujar Gunansar, sambil menambahkan banyak juga pelayat yang mengatakan ada luka di kaki anaknya yang tidak wajar.

Gunansar sebenarnya tidak mau memperpanjang masalah ini, sebagai orang biasa ia sudah mengikhlaskan kepergian anaknya untuk selama-lamanya. Ia hanya ingin permasalah ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.

"Saya ini orang bodoh dan miskin. Saya sebenarnya sudah ikhlas. Saya hanya ingin mereka (STIKES) bertanggung jawab," ungkapnya.

Tanggung jawab yang dimaksud Gunansar adalah, semacam santunan atau asuransi. "Saya ini orang miskin. Aditya adalah anak pertama, dia adalah harapan saya," imbuhnya.

Gunansar menceritakan, pihak STIKES sudah sering menjanjikan akan memberi santunan kepada keluarga almarhum. Namun sampai saat ini janji-janji tersebut belum juga dipenuhi. Ia pun mengatakan sudah sering bolak-balik ke STIKES, namun pihak kampus terkesan mau lepas tanggung jawab.

"Terakhir saya ke sana Senin kemarin (13/10). Tapi nggak ada yang mau nemuin saya," terangnya polos.

Gunansar menerangkan, ia selalu berkomunikasi dengan Ibu Yuli (pihak STIKES). Dari Yuni ia selalu dijanjikan akan bertemu dengan pimpinan (Rektor) STIKES Ngudi Waluyo, Asaat Pitoyo. Namun sampai saat ini ia belum pernah bertemu.

"Saya sebenarnya hanya minta kekeluargaan, santunan. Saya orang nggak punya kalah terus, saya sebenarnya nggak mau nuntut. Tapi saya tidak tahu harus minta tolong siapa lagi. Saya tidak punya apa-apa lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan bapak agar santunan. Tolong bapak, saya orang bodoh dan miskin tapi ingin dimanusiakan," demikain Gunansar. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya