Berita

Nusantara

Pesantren Mampu Atasi Radikalisme Agama

SELASA, 14 OKTOBER 2014 | 12:29 WIB | LAPORAN:

Pondok pesantren yang ada di Indonesia diyakini mampu menjadi benteng untuk mengatasi radikalisme agama. Di pesantren selalu diajarkan toleransi umat seagama dan antar umat beragama.

"Wujud toleransi itu salah satunya ada dalam surat Al-Kafirun, dalam salah satu ayat mengajarkan untuk tidak saling menghormati agama masing-masing," jelas pengurus Pondok Pesantren Elbayan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Maslan Durori kepada , Selasa (14/10).

Pesantren juga mengajarkan agar santri belajar memahami agama secara benar. Di negara Indonesia yang plural, kata Maslan, teologi dan ideologi mestinya memang berbeda ajaran.


"Justru orang yang memahami agama dengan benar akan sangat mencintai negaranya," katanya.

Pesantren mengajarkan anak sejak usia dini untuk mengenal Islam sebagai agama yang toleran dan bersahabat. Salah satu yang diajarkan adalah Tarikh Islam atau sejarah agama Islam sejak kelahiran dan perkembangan. Dalam tarikh Islam, santri akan memahami bahwa Nabi dan generasi pemimpin selanjutnya amat toleran terhadap umat lain agama.

"Ada sejarah di mana satu suku yang beragama Yahudi dilindungi di kota Madinah pada zaman nabi. Ini adalah gambaran bagaimana Islam bisa menjadi rohmatallil’alamiin, rahmat untuk semesta, bukan hanya untuk umat Islam saja," bebernya.

Kemunculan kelompok-kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam menurut Maslan hanya kamuflase belaka. Kelompok radikal ini hanya mengatasnamakan gerakan Islam. Padahal, sebenarnya motifnya bukan agama.

"Bisa ekonomi, bisa jadi politik kekuasaan," ujarnya.

Ia meminta agar seluruh pihak mewaspadai kemungkinan munculnya radikalisme karena pemahaman agama yang keliru. Selain pesantren, masjid dan mushola bisa menjadi pusat anti-radikalisme agama.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya