Penjualan hewan kurban di Kota Tasikmalaya tahun ini mengalami penurunan. Hal tersebut akibat harga hewan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sejumlah pedagang hewan kurban yang mangkal di pinggir-pinggir jalan mengeluhkan turunnya omset penjualan.
Biasanya, dua hari menjelang hari raya Idul Adha, setiap pedagang mampu menjual puluhan ekor hewan jualannya.
Ya, pelaksanaan hari raya Idul Adha tinggal dua hari, namun sejumlah pedagang hewan kurban di Tasikmalaya kini mengeluhkan sepinya pembeli. Dibanding tahun sebelumnya, kini penjualan merosot drastis akibat harga hewan kurban yang naik cukup signifikan.
Seperti yang dirasakan penjual hewan kurban jenis sapi di Jalan IR H Juanda Kota Tasikmalaya, Wawan Darmawan, sejak membuka lapak dagangan hewan kurban, dari lima puluh ekor hewan yang tersedia hanya lima ekor hewan kurban yang terjual.
Kenaikan harga yang mencapai 25 persen hingga 35 persen diduga salah satu penyebab menurunnya pembelian hewan kurban.
Begitupun yang dirasakan para pedagang hewan kurban jenis kambing di Pasar Induk Cikurubuk. Puluhan kambing yang sengaja disimpan berjejer kini sepi pembeli. Jika ada calon pembeli pun mereka hanya bertanya tentang harga hewan kurban saja. Biasanya para pedagang ini, dua hari jelang Idul Adha mampu menjual puluhan ekor hewan kurban.
Harga sayur mayur di Kota Tasikmalaya juga melonjak tajam sejak dua hari lalu. Kenaikan harga sayur mayur tersebut diperkirakan terjadi akibat banyaknya lahan yang mengalami kekeringan pada musim kemarau, sementara permintaan pasar cukup tinggi.
Lonjakan harga sekitar Rp 10 hingga Rp 20 persen. Kenaikan tersebut terjadi sejak dua hari yang lalu seperti harga cabai merah dan cabai kriting. Sementara kentang dan wortel harganya masih stabil.
Harga cabai merah yang awalnya dijual di kisaran Rp 25 kini menjadi Rp 30 ribu rupiah. Begitupun cabe rawit yang awalnya hanya Rp 14 ribu kini menjadi Rp 18 ribu.
Selain sayuran, bumbu dapur juga mengalami kenaikan harga antara lain bawang daun menjadi Rp 8 ribu. Bawang putih Rp 14 ribu, buncis Rp 6 ribu dan kentang seharga Rp 8 ribu per kilo gramnya.
Kenaikan tersebut tentu saja sangat memberatkan para ibu rumah tangga, karena harus menambah anggaran dapurnya. Diduga kenaikan harga tersebut akibat banyaknya lahan yang mengalami kekeringan pada musim kemarau. Sementara permintaan pasar cukup tinggi.
[zul]