Pemerintah menargetkan penerimaan minyak dan gas bumi (migas) tahun depan Rp 299,1 triÂliun. Angka ini naik 1,25 persen dibanding tahun ini.
Target penerimaan Rp 299,1 triliun ini sesuai dengan target produksi minyak sebesar 900 ribu barel per hari dan dan gas 1,25 juta barel setara minyak per hari.
Namun, target penerimaan neÂgara diprediksi sulit tercapai kaÂrena produksi minyak IndoÂnesia terus mengalami penurunan dan diprediksi sulit mencapai 900 ribu barel per hari.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto memaparkan, penerimaan tersebut berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) Rp 83,8 triliun, meliputi minyak bumi Rp 32,8 triliun dan gas Rp 50,9 triÂliun. Kemudian ada peneriÂmaan dari Sumber Daya Alam (SDA) Rp 215,3 triliun dengan minyak bumi Rp 164,8 triliun dan gas Rp 50,4 triliun.
Selain produksi migas, peneÂrimaan juga dipengaruhi
cost recovery sebesar 17,8 miliar doÂlar AS, asumsi Indonesian Crude Price (ICP) 105 dolar AS per baÂrel dan nilai tukar rupiah Rp 11.900 per dolar AS.
Untuk diketahui, dalam AngÂgaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) diÂtargetkan Rp 295,4 triliun.
Anggota Dewan Energi NaÂsional (DEN) Tumiran pesimis target produksi minyak yang diÂtetapkan pemerintah dan DPR sebesar 900 ribu barel per hari bisa tercapai.
“Saya kira sulit dicapai. SekaÂrang saja produksi 800 ribu barel susah. Mau naikkan lagi 100 ribu barel,†kata Tumiran.
Menurut dia, meskipun lapaÂngan Cepu beroperasi, produksi minyak 900 ribu masih sulit terÂcapai. Cepu masih masih memÂÂbutuhkan waktu setahun hingga dua tahun hingga menÂcapai punÂcak produksi.
Tumiran mengatakan, masih banyak sumber lain untuk meÂningkatkan produksi minyak. Salah satunya dengan mengemÂbangkan sumur-sumur peningÂgalan Belanda.
Menko Perekonomian yang juga Plt Menteri ESDM Chairul Tanjung mengatakan, angka paÂling realistis produksi minyak sebesar 845 ribu barel per hari. Target tersebut sudah memperÂhitungkan penambahan produksi dari Blok Cepu. Menurut dia, tarÂget tersebut suÂdah naik signifikan ketimbang tahun ini. Bahkan, proÂduksi minyak hingga Juli hanya 788 ribu barel.
Sebelumnya, Pelaksana Kepala Satuan Kerja Khusus Hulu MiÂnyak dan Gas (SKK Migas) JoÂhannes Widjanarko juga pesiÂmis target lifting 900.000 barel per hari bisa tercapai. Alasannya, mesÂki ada Blok Cepu, tapi ladang minyak terus mengalami penuruÂnan produksi lebih dari 5 persen per tahun. ***