Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap PemeÂrintah Jokowi-JK mengkaji kemÂbali usulan penghapusan program moÂbil murah (Low Cost Green Car/LCGC).
Direktur Alat Transportasi DaÂrat Kemenperin Soerjono mengaÂtakan, program LCGC telah memÂÂÂberikan dampak positif, anÂtara lain masuknya investasi baru dan berkembangnya industri kompoÂnen dalam negeri.
“Kebijakan ini telah memÂbeÂrikan multiplier effect dan penyeÂrapan tenaga kerja,†ujarÂnya keÂpada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut dia, investasi yang sudah masuk mencapai 6,5 miliar dolar AS. Investasi itu terdiri dari 3 miliar dolar AS untuk perakitan dan 3,5 miliar dolar AS untuk komÂponen. Dengan investasi seÂbesar itu bisa menyerap 200 ribu tenaga kerja.
“Jika ini tetap dilanjutkan maka investasinya akan terus bertambah, terutama untuk inÂdustri kompoÂnen. Saat ini jumÂlah industri komÂponen mencapai 100 industri komponen,†kata Soerjono.
Selain itu, kata dia, program mobil murah ini juga bertujuan untuk menjaga Indonesia diserbu mobil murah dari Thailand dan MaÂlaysia. Apalagi, tahun depan perjanjian perdagangan bebas ASEAN diberlakukan.
“Jika kita tidak punya LCGC, sudah dipastikan kita bakal diÂbanjiri produk dari Thailand dan Malaysia. Apalagi, pemerinÂtahnya memberikan insentif yang banyak,†tukasnya.
Soerjono mengatakan, saat ini jumlah mobil murah baru menÂcapai 10 persen dari jumlah mobil yang beredar di Indonesia. “Itu nggak ada apa-apanya,†ujarnya.
Terkait keluhan mobil murah menjadi salah satu penyedot BBM subsidi, Soerjono mengaÂtakan, sejatinya mobil murah hemat daÂlam mengkonsumsi BBM. Jika mobil biasa satu liter untuk 12 kiÂlometer, mobil murah ini satu liter bisa mencapai 20 kilometer.
Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum tentu akan melanjutkan pemberian fasilitas pembebasan pajak bagi LCGC di pemeÂrintahanÂnya.
Kabarnya, bekas Walikota Solo ini menuding program LCGC ini salah kaprah dan hanya jadi biang pemborosan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, plus biang kerok kemacetan. Jokowi pernah meÂnyaÂtakan, moÂbil LCGC tak akan dijual di masa peÂmerinÂtahannya.
"Buat pesawat bisa, masa buat mobil tidak. Saya tak akan jual LCGC," tandas Jokowi. ***