Berita

endang tirtana

Politik

KKN Bakal Marak Kalau Kepala Daerah Dipilih DPRD

RABU, 17 SEPTEMBER 2014 | 17:35 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Sejumlah partai yang mendorong agar pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD awalnya tetap mendukung pilkada langsung, seperti Partai Gerindra. Namun, partai yang menjadi koordinator Koalisi Merah Putih ini berubah pasca pelaksanaan pemilihan presiden 2014.

"Jadi, tidak salah jika banyak pihak menyimpulkan ini adalah bentuk kekecewaan dan upaya penjegalan dari pihak yang kalah Pilpres," jelas peneliti Maarif Institute Jakarta, Endang Tirtana (Rabu, 17/9).

Menurut Endang, seharusnya saat ini adalah momentum untuk menunjukkan jiwa ksatria, walaupun tidak memenangkan Pilpres. "Namun dengan menempuh langkah ini, Koalisi Merah Putih bisa semakin ditinggalkan masyarakat pemilih," ungkapnya.


Selain itu, sambung Endang, alasan penghematan anggaran yang disuarakan Koalisi Merah Putih agar kepala daerah dipilih DPRD juga dipertanyakan. Pasalnya, masih banyak cara untuk menghemat anggaran dan mencegah praktek politik uang dalam pemilihan kepala daerah secara langsung.

"Misalnya, melaksanakan pilkada serentak dan law enforcement/penerapan sanksi yang tegas bagi pemberi dan penerima suap," imbuh Endang.

Endang menjelaskan, walaupun pilkada lewat DPRD bisa menghemat Rp 45 triliun, tapi praktek KKN bakal marak terjadi karena sistem politik transaksional akan menguat antara calon atau kepala daerah terpilih dengan DPRD.

"Cara pilkada tidak langsung menunjukkan mental takut kalah. Karena tidak didukung masyarakat, melainkan bertumpu pada wakil-wakil di kursi DPR saja. Padahal jelas-jelas sebagian besar masyarakat pro pilkada langsung," tegasnya.

Makanya, dia berharap, saatnya polemik soal pilkada oleh DPRD ini diselesaikan yakni pemerintah sebagai pihak pengusul menarik kembali RUU tersebut.

"Jika Pak SBY mau mewariskan sistem demokrasi yang baik, inilah saatnya. Karena pengesahan RUU ini bisa menghilangkan peluang calon-calon kepala daerah yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik," demikian kader muda Muhammadiyah ini. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya