Berita

Datangi Tim Transisi, Puluhan Petani Minta Jokowi Stop Impor

SELASA, 16 SEPTEMBER 2014 | 17:08 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden terpilih Joko Widodo diminta memperhatikan nasib petani, mayoritas penduduk Indonesia. Pasalnya, kalau petani tidak diperhatikan, berarti penduduk Indonesia akan sengsara.

Permintaan itu disampaikan Ketua Asosiasi Petani Tebu Blora Republik Indonesia, Agus Sudibyo, usai diterima Ketua Deputi Tim Transisi, Rini Soemarno, di Rumah Transisi, Jakarta, siang tadi (Selasa, 16/9).

Agus Sudibyo datang bersama puluhan petani tebu dengan dipimpin seniman Butet Kertaradjasa. Mereka kompak pakai pakaian serba hitam dengan ikat kepala.

Para petani mengeluhkan kondisi pemerintah saat ini yang kurang peka dengan kondisi petani tebu. "Setiap kami akan panen, pasti akan terjadi impor besar-besaran. Sehingga kami kesulitan untuk mengembalikan modal," kata Agus.

Untuk itu, Agus berharap kepada Jokowi untuk peduli dengan petani dan mengurangi impor pangan, terutama tebu hingga 80 persen. "Bahkan kalau perlu hingga 100 persen atau tidak impor pangan sama sekali," kata dia.

Sebab, kondisi petani saat ini sangat menyedihkan. "Kami menunggu 12 bulan baru mendapat duit dari panen. Kalau pegawai kan enak tiap bulan dapat duit," keluhnya.

Dalam kesempatan itu, Agus mengucapkan terima kasih kepada Tim Transisi yang telah bersedia menemuinya. "Kami diterima dengan baik dan dalam waktu dekat ini mereka (tim transisi) akan berangkat ke Blora untuk melihat kondisi petani tebu," kata dia.

Sementara itu, Butet mengaku menemani para petani tebu yang nasibnya terancam dengan kebijakan pemerintahan SBY yang tidak pro petani. "SBY membuka keran impor 3,6 juta ton gula per tahun, sehingga harga gula jatuh dan gula dari petani tidak laku," kata Butet Kertaradjasa.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Transisi Hasto Kristiyanto menyambut baik kedatangan petani tebu ke kantor transisi yang mengeluhkan maraknya impor gula dari luar negeri. "Mereka datang dengan spirit baru bahwa kebijakan yang terlalu membuka ruang rafinasi harus dikoreksi. Mosok sekian tahun kita tergantung dengan impor gula," kritik Hasto.[zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya