Berita

ilustrasi/net

Pilkada Langsung Bukan Agenda Reformasi 98!

SENIN, 15 SEPTEMBER 2014 | 08:37 WIB | OLEH: HARIS RUSLY MOTI

ADA kecenderungan sebagian tokoh masyarakat, intelektual dan kelompok di dalam masyarakat yangg secara sadar dan sengaja membuang azas-azas Pancasila dari kehidupan bernegara.

Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika hanya diingat ketika terjadi konflik horisontal antar suku dan antar umat beragama. Di saat mendesign sistem negara, di saat merumuskan aturan yangg mengatur hajat hidup orang banyak dan membuat aturan SDA, mereka secara sengaja dan sadar membuang azas Pancasila ke dalam tong sampah.

Dalam debat-debat politik tentang permasalahan negara, terakhir soal Pilkada, selalu yangg dijadikan acuan adalah "agenda dan semangat reformasi 1998", seolah-olah agenda reformasi 1998 adalah ideologi negara.


Padahal, sebagai pelaku yangg turut serta dalam gerakan mahasiswa 1998, tak pernah ada rumusan agenda dan tuntutan mahasiswa tentang Pilkada langsung dan otonomi daerah.

Yang menjadi tuntutan utama gerakan mahasiswa 1998 adalah turunkan Soeharto, batasi masa jabatan Presiden, turunkan harga, hapus KKN, tolak peran politik ABRI, tegakkan kemerdekaan berkeyakinan, berserikat dan berpendapat di muka umum.

Otonomi daerah dan Pilkada langsung bukan agenda gerakan mahasiswa 1998, tapi agenda yangg diselundupkan kekuatan asing, IMF, Bank Dunia dan NDI untuk merusak mental dan memecah NKRI. Melalui kaki tangannya yangg dibayar dengan harga yangg sangat murah, yaitu sejumlah intelektual di lembaga penelitian dan kampus, serta LSM, telah melakukan operasi politik mengacak-acak dan memecah NKRI. Pada era itu, para intelektual dan LSM panen raya "dibooking" oleh kekuatan asing.

Kita tak menghendaki lahir kembalinya rezim diktator yg menginjak-injak harkat kita sebagai manusia. Namun, kita juga menolak keras jika negeri dan rakyat kita dikuasai oleh kekuatan asing yangg hadir dengan metode baru, yaitu menjajah melalui dua sayap soft ware, demokrasi liberal dan ekonomi neoliberal. [***]

Penulis adalah mantan aktivis mahasiswa 1998 (UGM)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya