Berita

ilustrasi skotlandia/net

Tarif Telepon Bisa Meroket Bila Skotlandia Memerdekakan Diri

SABTU, 13 SEPTEMBER 2014 | 12:42 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Jika Skotlandia memilih untuk memerdekakan diri dari Britania Raya dalam pemungutan suara yang akan digelar pekan depan, kemungkinan tagihan telepon jutaan warga Skotlandia akan naik.

Rencana itu diatur oleh sejumlah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang menyebut bahwa kenaikan tagihan telepon tak bisa terelakkan lagi.

Pasalnya, pemasangan kabel broadband atau tiang telepon selular membutuhkan biaya yang lebih tinggi di Skotlandia karena jaraknya yang jauh. Selain itu, selama ini Skotlandia mendapatkan subsidi dari Inggris untuk penanganan hal tersebut, sehingga bila melepaskan diri, negara itu harus menanggung semua biaya itu sendiri.


Perusahaan telekomunikasi BT dan sejumlah penyedia layanan mobile lainnya seperti Vodafone, EE, O2, dan TalkTalk telah membicarakan soal rencana untuk mengeluarkan pernyataan bersama soal peringatan atas kemungkinan kenaikan harga sebagai dalah satu dampak yang akan dialami warga Skotlandia bila melepaskan diri dari Britania Raya. Daily Mail (Jumat, 12/9) mengabarkan, pernyataan bersama itu diperkirakan akan dirilis awal pekan depan.

Bukan hanya tarif telepon, sejumlah perusahaan juga telah merencanakan untuk menaikkan tarif ponsen serta internet bila Skotlandia memilih untuk memerdekakan diri. Selain itu juga telah ada peringatan soal kemungkinan naiknya harga barang-barang serta kebutuhan pokok di Skotlandia pasca referendum.

Bank raksasa Swiss, UBS sebelumnya memperingatkan bahwa perekonomian Skotlandia dapat merosot setidaknya lima persen bila pemungutan suara digelar.

Pembicaraan soal rencana kenaikan tarif itu dipimpin oleh bos perusahaan BT Mike Rake.

Baik BT, Vodafone, O2, maupun TalkTalk masih menolak memberikan pernyataan lebih lanjur soal rencana itu. Namun juru bicara EE angkat bicara dan menyebut bahwa perubahan politik di Skotlandia dapat memperumit operasi yang dijalankan oleh perusahana penyedia layanan.

"Atas alasan ini, kami terus memperhatikan perkembangan soal referendum," tandasnya.

Diketahui, Skotlandia akan menggelar pemungutan suara atas referendum soal kemerdekaan Skotlandia dari Britania Raya pada 18 September mendatang. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya