Berita

Sutan Bhatoegana

Wawancara

WAWANCARA

Sutan Bhatoegana: Nggak Ada Aliran Dana Dari Jero Wacik Ke Komisi VII DPR

SABTU, 13 SEPTEMBER 2014 | 07:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bekas Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana mengaku tidak pernah menerima hasil dugaan pemerasan yang dilakukan bekas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.

 â€œInsya Allah nggak ada aliran dana ke DPR. Tapi, kalau person to person saya nggak tahu,” ujar Sutan Bhatoegana kepada Rakyat Merdeka, Jumat (12/9).

Menurut politisi Partai Demo­krat itu, Komisi VII DPR tak pernah membahas proyek-proyek yang menjadi domain eksekutif.


“Pembahasan APBN kan selalu terbuka. Biar KPK yang me­nyelidiki, biarkan ini berproses. Kita percayakan pada KPK dan tunggu saja apa hasilnya,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:
 
Sejumlah kalangan berpen­dapat, besaran  dugaan korupsi yang dilakukan Jero Wacik terlalu kecil, apa Anda melihat ada keganjilan dalam kasus ini?
Ini bukan soal kecil atau besar, ini pintu masuk, nanti bisa kena yang lain. Sekarang kan sudah kena semua, ada dari pihak SKK Migas, Komisi VII DPR dan kementeriannya. Selanjutnya kemana lagi, KPK lebih tahu. Saya nggak bisa menilai proses hukum yang sedang berjalan.
 
Menurut pimpinan KPK, Jero Wacik serakah, apa benar?
Sepanjang perkenalan saya dengan Pak Wacik, saya melihat beliau sosok sederhana, lembut dan pekerja keras. Ke­napa saya bilang dia seder­hana dan lembut? Dulu, saat bentrok perta­ma antara Ketua Umum Partai Demokrat, Subur Budhi­santoso dan Bendahara Umum-nya, Pak Vence Ru­mangkang, Pak Wacik pernah menangis dalam rapat.

Dia berkata sambil menangis, ini rumah kita, saya menyayangi saudara-saudara, mari kita ber­satu lagi. Itu membuat kami ka­get. Padahal, kita semua tahu kalau perdebatan dalam partai cukup keras, pukul-memukul meja dan nada tinggi adalah hal biasa. Tapi, di tengah konflik seperti itu muncul sosok Pak Wacik. Akhirnya, kami salam-salaman dan mengakhiri perse­teruan.

Namun, saya tidak tahu kalau setelah jadi menteri dia ada ke­butuhan lain. Saat itu, ya seperti itu. Dia orangnya rajin, sangat melankolis dan selalu berpe­nampilan sederhana.
 
Selain mengundurkan diri dari posisi menteri dan Se­kretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jero Wacik juga dikabarkan keluar dari partai, apa benar?
Saya juga dapat kabar dari Max Sopacua kalau dia mundur dari Demokrat. Saya heran dengan kepu­tusan itu, kenapa harus mun­dur dari partai. Menurut saya, ini adalah musibah dan kita harus bersabar. Biarkan peristiwa ini jadi pengalaman kita.

Saya dan Pak Wacik adalah pendiri Partai Demokrat, orang yang ikut melahirkan. Jadi, saya nggak akan lari. Tapi, saya tetap menghargai apapun keputusan beliau. Yang saya tahu, Pak Wacik adalah sosok gentleman.

Artinya, Anda memaafkan semua perlakuan partai terha­dap Anda?
Sebagai manusia biasa, ke­kecewaan tetap ada. Tapi, sebagai orang beragama, ya saya sabar saja. Ini saya anggap sebagai penyucian diri agar menjadi lebih baik.
 
Apa Anda akan buka-bu­kaan dalam kasus dugaan ko­rupsi yang dialamatkan kepa­da Anda?
Ya. Apa yang saya tahu, apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan, ya saya sampaikan. Itu kalau ditanya. Kalau nggak ditanya, apa yang mau saya ceritakan.
 
Apa saran Anda kepada Jero Wacik?
Ikuti saja proses yang ber­langsung, dan dekatkan diri ke­pada Tuhan. Saya tahu, beliau pas­ti syok. Tapi, ketika kita me­nata diri, kita akan lebih tegar. Itu lebih baik dari pada kita mencari-cari kesalahan orang lain. Saya nggak pernah bongkar aib atau melimpahkan kesalahan kepada orang lain. Biarkan saja, KPK kan lebih tahu.

Orang tersangka itu belum tentu bersalah, yang bukan ter­sangka juga bisa jadi begitu. Nggak usah kita gagah-gagahan, biarkan ini berproses. Kita per­caya pada KPK.
 
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max So­pacua, SBY akan konsen­trasi membenahi atau memim­pin ‘bersih-bersih’ partai sete­lah lengser dari jabatan pre­siden,’tanggapan Anda?
Menurut saya, Pak SBY terlalu besar untuk mengurus hal-hal seperti itu. Beliau cukup menja­bat sebagai ketua dewan pem­bina, memantau dan menga­rah­kan anak-anak muda yang mun­cul. Itu lebih baik daripada Pak SBY menjadi eksekutor. Saya kha­watir, nama besar beliau teng­gelam karena partai ini.

Desakan agar SBY turun lang­sung didasari rasa takut akan ada­nya perpecahan. Kawan-kawan juga nggak berani muncul, karena takut partai ini tenggelam. Saya tidak tahu apa yang mau dila­kukan SBY ke depan. Mu­dah-mudahan Demokrat menjadi lebih baik. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya