Berita

Abdulllah Rasyid

Kasus Kutu Loncat Seperti Ahok harus Jadi Pelajaran Semua Partai

KAMIS, 11 SEPTEMBER 2014 | 19:20 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Keputusan politik Basuki T. Purnama keluar dari Partai Gerindra patut disesalkan. Karna hal ini menunjukkan arogansi dan sikap individulistis yang tinggi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok tersebut.

"Tentu sebagai partai pengusung, Gerindra pantas mempertanyakan hal ini," jelas Direktur Sabang Merauke Institute, Abdullah Rasyid, (Kamis, 11/9).

Ahok loncat dari Gerindra karena tidak sepakat dengan sikap partai tersebut terkait pemilihan kepala daerah lewat DPRD.


Menurut Rasyid juga, pernyataan bahwa Gerindra tidak memberikan pengaruh signifikan atas kemenangannya pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu menunjukkan Ahok tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang mekanisme pemilihan dan pencalonan kepala daerah.

Sebab, dalam UU 12/2008 pasal 26 ayat (3) tentang Pemerintahan Daerah jelas tercantum bahwa: "Dalam hal terjadi kekosongan kepala daerah, wakil kepala daerah menggantikan sampai habis masa jabatan."

Sementara untuk mengisi kekosongan wakil kepala daerah dijelaskan dalam ayat (4) UU tersebut bahwa: "Kepala Daerah mengajukan dua calon wakil kepala daerah berdasar usul parpol atau gabungan parpol pengusungnya dulu untuk dipilih dalam rapat paripurna DPRD".

"Artinya Ahok tidak bisa melepaskan diri dari Gerindra," tegasnya.

Karena itu, sikap Ahok tersebut dapat menjadi contoh buruk. Karna Parpol hanya dipakai jika perlu saja dan ditinggal sewaktu-waktu.

"Hal ini juga menjadi peringatan bagi parpol untuk selektif dalam mengusung kandidat. Jangan tertipu kader 'kutu loncat' yang tentu saja tidak memiliki konsistensi dan loyalitas terhada parpolnya," tandasnya.

Sebelum bergabung dengan Gerindra, Ahok memang sudah pernah aktif di beragam partai. Ahok pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009 dari Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB). Setahun kemudian (2005), Ahok menjadi Bupati Belitung Timur, juga diusung PIB bersama Partai Nasional Banteng Kemerdekaan.

Belum tuntas masa jabatannya sebagai Bupati, Ahok lalu mengajukan pengunduran diri pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung 2007. Tapi gagal. Setelah itu, pada Pemilihan Legislatif 2009, Ahok terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar. Lagi-lagi, masa tugas anggota Dewan tak tuntas, Ahok maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu berpasangan dengan Joko Widodo yang diusung PDIP dan Gerindra. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya