Di sisa masa kepimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) akan berakhir Oktober 2014 mendatang, paguyuban warga asal Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, dan Ponorogo (Pawitandirogo) meminta kepada Presiden SBY untuk memberikan dukungan agar Reyog Ponorogo masuk sebagai warisan dunia dari Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Panitia acara H. Soenarto dalam acara Silahturahmi Pawitandirogo yang digelar di Sasana Kriya, TMII, baru-baru ini (Senin, 8/9).
Pengusaha Pelayaran dari Ngawi ini juga berharap agar Presiden SBY berkenan menjadikan Lanud Iswahyudi di Madiun sebagai landasan udara sipil.
"Mohon dukungan Bapak Presiden menjadikan Lanud Iswahyudi menjadi Lanud sipil. Dari Solo ke Madiun sekarang ini sudah butuh waktu 4 jam karena macet," papar Soenarto.
Hal senada juga disampaikan Protokol Pawitandirogo, Judhi Romadhoni. Menurut pria kelahiran Ngawi tersebut, banyak keinginan yang belum terealisasi dari Paguyuban Pawitandirogo dalam setiap pertemuannya.
"Melalui presiden selaku kepala pemerintahan ada beberapa misi kami yaitu memperjuangkan universitas negeri di Madiun, selain mendorong adanya bandar udara sipil bertaraf internasional di antara wilayah Pawitandirogo," tegas Judhi.
Seperti diketahui, Paguyuban Pawitandirogo adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang didirikan sejak tahun 2004. Paguyuban yang didalamnya meliputi kota asal kelahiran SBY ini rutin mengagendakan silaturahim setiap tahunnya. Untuk tahun 2014 ini, panitia penyelenggaranya dipegang oleh Kota Ngawi.
Berbagai jenis kuliner khas daerah Pawitandirogo disajikan dalam acara yang jug dimeriahkan bermacam kesenian khas dari Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun dan Ponorogo ini. Tari Orek-orek yang merupakan kesenian khas dari Ngawi, disuguhkan untuk menyambut kedatangan Presiden SBY. Tak ketinggalan pementasan ketoprak yang mengambil lakon Joko Tingkir Jumeneng Raja, turut ditampilkan dalam rangka pelestarian budaya nasional dan kebangkitan peradaban budaya Nusantara. Kebudayaan eksotis dan bercita rasa tinggi warisan para leluhur Nusantara yang seharusnya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
[did]
