Berita

Rumah Jero Wacik Di Bintaro

On The Spot

Mobil Pick Up Datang, Turunkan Kardus-kardus

Rumah Jero Wacik Di Bintaro Sepi
KAMIS, 11 SEPTEMBER 2014 | 10:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pagar besi warna emas dengan lebar empat meter tertutup rapat. Lubang kuncinya di-slot, dan digembok dari dalam. Dari muka rumah di Jalan Senayan Utama 1, Blok HI-6 No 1 Sektor 9, Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, nampak sepi tiada aktivitas.

Rumah mewah seluas 1.500 meter itu adalah milik Jero Wacik, yang telah mundur dari jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Keluarga Jero, diketahui telah meninggalkan rumah dinas menteri yang terletak di Jalan Denpasar Raya Blok C3 Nomor 16, Kuningan, Jakarta Selatan.

Apakah Jero kembali ke rumah pribadinya di perumahan elite Bintaro, Tangerang Selatan? Hamid, satpam di komplek itu nampak mengatur lalu lintas di Jalan Senayan Utama 1, mobil yang masuk ke sebuah gang di jalan itu, menjadi prioritasnya.

“Saya satpam kompleks. Itu rumah Pak Jero,” ujarnya sambil menunjuk rumah di pojok Jalan Senayan Utama 1. 

“Rumah-rumah besar di jalan raya, punya satpam sendiri,” lanjut Hamid.

Dari pos berjaga Hamid, nampak kediaman Jero. Pertigaan Senayan Bintaro, begitu warga sekitar mengistilahkan jalan raya yang melintasi rumah Jero. Sejak Hamid bekerja sebagai keamanan dua tahun silam, rumah mewah di pertigaan itu memang diketahui milik Jero Wacik.

Namun, selama bekerja, dia belum pernah sekalipun bertemu dengan bekas Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu. Yang dia tahu, aktivitas di rumah itu sontak sepi sejak sepekan lalu.

“Satpamnya (penjaga rumah Jero) aja sudah tidak nongkrong di depan rumah. Tiap hari dia muter-muter naik motor. Di rumahnya ada pembantu yang jaga,” katanya.

Tiba di muka rumah mewah itu, Rakyat Merdeka mengetuk dan mengucapkan salam dari luar pagar. Namun tak ada balasan dari dalam. 

Melongok dari pagar besi, dari sisi kiri, terlihat sebuah bangunan terpisah dari bangunan rumah di sisi kanan. Sepertinya bangunan untuk garasi mobil.

Bangunan itu memiliki pintu lipat kayu warna cokelat, dengan lebar sekitar enam meter. Dilihat dari lebarnya, garasi ini bisa menampung dua mobil berjejer.

Sayang, pintu itu tertutup. Namun, di sisi kanan pintu khusus untuk orang masuk di bangunan itu, terbuka.

Meski rumah itu nampak sepi, bukan berarti tak terawat. Halamannya bersih. Selang air tampak belum digulung.  Selang menjulur ke arah tanaman di balik pagar bagian depan. Memandang bagian pekarangan rumah itu, tampak bunga-bunga berwarna-warni dan tanaman mengelilingi rumah Jero.

Kesan asri dan mewah, menggambarkan rumah dengan dominasi cat abu-abu itu. Masih dari luar pagar, nampak papan dengan tulisan “The Waciks”. Tulisan itu, tertempel di samping pintu masuk pada bangunan di sisi kanan. Bangunan letter L di sisi kanan pagar, sepertinya tempat tinggal utama keluarga Jero.

Tepat di seberang kediaman Jero, Wahyu, pedagang es cendol mangkal.
Sudah empat tahun, warga Kampung Rawa (berbatasan dengan komplek Bintaro) itu berjualan keliling di sekitar kawasan Senayan Bintaro. Begitu Jero ditetapkan sebagai tersangka, Wahyu langsung mangkal tepat di seberang rumah Jero.

“Baru tiga hari (mangkal), lumayan ramai. Banyak wartawan yang beli. Daripada ngider capek,” ujar Wahyu sembari menceritakan perlu merogoh kocek Rp 100 ribu kepada satpam sekitar agar diizinkan mangkal di badan jalan perumahan elite itu.

Selama mangkal di seberang rumah Jero, pria kurus itu melihat tidak banyak aktivitas dari dalam rumah. Ia baru mengetahui pemilik rumah itu setelah menonton berita di televisi.

Tahu mangkal di depan rumah tersangka kasus dugaan korupsi Kementerian ESDM, membuatnya penasan. Hampir tiap hari dia celingukan penasaran dari tempatnya mangkal. Diceritakan, sama sekali tidak ada polisi maupun penjagaan di rumah itu.

Hanya ada dua orang pria pembantu yang tinggal di dalam. Wahyu melihat pria pembantu di rumah itu menyapu dan menyiram tanaman di halaman.  “Baru aja pergi (penjaga rumah Jero). Jalan kaki perginya,” katanya.

Diceritakan Wahyu, sebuah mobil bak terbuka pernah masuk tergesa ke dalam rumah itu pada Senin sore. Baknya tertutup terpal. Mobil diarahkan ke depan garasi.

Penasaran, Wahyu melongok dari kejauhan. Menurutnya, begitu terpal bak dibuka terlihat tumpukan belasan kardus-kardus kecil. Pengemudi mobil dan kernetnya lalu menurunkan kardus-kardus itu. Merasa dilihat orang, penjaga rumah menutup pintu lipat area parkir.

Wahyu yang mangkal hingga sore menuturkan mobil itu tetap di dalam sampai dia pulang.

Hingga sore, suasana di rumah Jero tak berubah: sepi. Pintu yang terbuka, belum juga ditutup. Penjaga rumah yang diperkirakan keluar rumah, belum juga kembali. Pagar besi pun masih tergembok dari dalam.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menetapkan Jero sebagai tersangka kasus pemerasan. Selama menjadi Menteri ESDM, Jero melalui Waryono Karno, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, dan bawahannya yang lain diduga memeras sejumlah rekanan pengadaan di kementerian tersebut. Terhitung, sejak tahun 2011 hingga 2013, total uang yang diperoleh Jero dari pemerasan itu mencapai Rp 9,9 miliar.

Ditetapkan sebagai tersangka, Jero pun mundur dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid 2. Sempat muncul memberikan keterangan menanggapi status dirinya, Jero tak diketahui keberadaannya.

Menurut KPK, kasus dugaan pemerasan yang menjerat Jero tidak lepas dari penyelidikan terhadap hasil pengembangan penyidikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini, yang tertangkap tangan setelah menerima suap 400.000 dolar Amerika Serikat dari Komisaris Kernel Oil Pte Ltd Simon Gunawan Tanjaya pada 14 Agustus 2013. Juga dari pengembangan penyidikan terhadap Sekjen Kementerian ESDM Waryono Karno.

Jero dituduh melanggar Pasal 12 huruf e atau Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi juncto 421 KUHP, tentang pemerasan. Bahkan, begitu ditetapkan tersangka, Jero sudah dilarang bepergian keluar negeri dengan jangka waktu enam bulan ke depan.

PPATK Telusuri Rekening Sopir Hingga Tukang Kebun

Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan  (PPATK) Agus Santoso menyatakan, pihaknya sudah menyerahkan hasil analisisnya kepada Komisi Peberantasan Korupsi (KPK) mengenai transaksi keuangan yang dilakukan pejabat di bidang minyak dan gas.

Hasil analisis dibuat menyusul adalah permintaan dari KPK yang tengah mengusut sejumlah pejabat di bidang itu.

“PPATK (juga) sudah berkoordinasi dengan KPK untuk menangani masalah tambang,” ujarnya.

Kasus yang tengah diusut KPK di bidang migas yakni suap pengurusan kegiatan di SKK Migas yang menjerat bekas Kepala SKK Migas Rudi Rubiandi. Kemudian kasus dugaan pemerasan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam kasus itu, KPK menetapkan menteri ESDM Jero Wacik sebagai tersangka.

Agus menyatakan PPATK sudah menerbitkan Laporan Hasil Analisis (LHA) terkait Jero. Dengan diterbitkannya LHA mengindikasikan adanya tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Menurut Agus, apabila PPATK sudah mengirim LHA ke KPK berarti ada dugaan korupsi yang dilakukan penyelenggara negara dalam jumlah besar.

Sementara, Ketua PPTAK M Yusuf menyebutkan, aliran dana yang masuk lewat Menteri ESDM Jero Wacik diduga lebih dari Rp 9,9 miliar seperti yang telah dirilis KPK. Diduga, nilai Rp 9,9 miliar itu hanya dari transaksi pibadi Jero saja.

“Nilai itu sepertinya yang dibelanjakan dari kartu kreditnya saja. Tidak hanya rekening yang bersangkutan (Jero Wacik) yang kami telusuri, tapi juga kerabat, keluarga dekat, ajudan, staf, sampai tukang kebun dan sopir. Lazimnya yang kami lakukan ya seperti itu,” ujar Yusuf.

Meski begitu, pria yang digadang-gadang sebagai calon Jaksa Agung itu tak bisa menargetkan kapan penelusuran transaksi mencurigakan itu bisa diselesaikan dan dijadikan laporan hasil analisis (LHA).

Menurut Yusuf, jika transaksi mencurigakan yang dilakukan Jero dan orang-orang dekatnya menggunakan instrumen perbankan, seperti kartu kredit dan cek, maka hal itu bisa lebih muda dilacak.

“Apalagi nanti kalau KPK secara spesifik meminta kami menelusuri nama-nama tertentu yang sudah jelas, itu malah mempermudah kami,” ujar Yusuf.

Namun lain ceritanya jika nantinya sejumlah transaksi mencurigakan terjadi secara cash. PPATK bakal butuh waktu lebih lama untuk melakukan penelusuran tunai.

Bendera Demokrat Di Tiang Penangkal Petir Diturunkan

Kediaman pribadi bekas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, di Jalan Senayan Utama 1, Blok HI-6 No 1 Sektor 9, Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, cukup familiar bagi satpam maupun pedagang di kawasan rumah elite itu.

Bahkan, kediaman pribadi Jero—yang dipagarnya dipasang papan nama bertuliskan “The Waciks”—kerap menjadi patokan jalan jika ada orang yang tersesat.

“Pertigaan Senayan Bintaro, yang ada bendera Partai Demokrat,” begitu warga setempat menjelaskan jika ada orang yang ingin menuju Jalan Senayan, Perumahan Bintaro. Jero adalah Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Wahyu, pedagang cendol yang mangkal tepat di seberang rumah pribadi Jero itu mengamini rumah Jero memang cukup tenar. Bendera Partai Demokrat ukuran 2x2 meter yang sudah robek-robek termakan usia, sebelumnya berkibar di puncak besi penangkal petir di taman rumah Jero.

“Dari jauh kalau tanya jalan, tinggal tunjuk bendera saja,” ujar Wahyu.

Kemarin, bendera partai berlambang mercy itu sudah tidak berkibar. Menurut Wahyu, bendera itu diturunkan pada hari Minggu (7/9), atau empat hari setelah Jero ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Tiadanya bendera Partai Demokrat, diakui berdampak terhadap warga yang tersesat di area perumahan elite. Tanpa patokan ‘bendera’ banyak pencari jalan yang nyasar dan bertanya kepada Wahyu. Mulai dari pengirim paket hingga supir taksi yang kebingungan arah, pernah bertanya kepadanya.

Tidak hanya bendera Partai Demokrat, bendera Merah Putih pascaperayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus juga diturunkan. Bedanya, bendera itu sebelumnya dikibarkan pada sebuah tiang besi warna silver yang cukup apik.
“Hari Minggu diturunin,” kata Wahyu.

Sejak ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Eks-Menteri Jero tidak terlihat baik di kediaman resmi maupun di kantornya. Rumah pribadi Jero di Bintaro, Tangerang Selatan, sepi.

Rumah Jero yang terletak di ujung Jalan Senayan Utama 1, Bintaro Sektor 9, cukup mewah. Rumah itu menempati lebih dari satu kaveling dengan luas lahan sekitar 1.500 meter persegi. Kediamannya dikelilingi pagar tembok yang dipenuhi tanaman hias, seperti kuping gajah.

Dengan dominasi cat rumah warna abu-abu, hunian bernuansa modern itu terasa teduh. Namun, kontras dengan nuansa rumah yang mewah.

Sebelumnya, di halaman rumah itu berkibar bendera Partai Demokrat yang sudah lusuh. Bendera itu sudah lama tidak diganti dan terkoyak. Di sebelahnya, berkibar bendera merah-putih dengan kondisi yang cukup baik. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

UPDATE

Muhibah ke Vietnam dan Singapura

Selasa, 08 Oktober 2024 | 05:21

Telkom Investasi Kesehatan Lewat Bantuan Sanitasi Air Bersih

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:35

Produk Olahan Bandeng Mampu Datangkan Omzet Puluhan Juta

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:15

Puluhan Anggota OPM di Intan Jaya Kembali ke NKRI

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:55

70 Hakim PN Surabaya Mulai Lakukan Aksi Mogok

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:30

Gotong Royong TNI dan Rakyat

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:15

Pemerintahan Jokowi Setengah Hati Bahas Kesejahteraan Hakim

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:50

Perkuat Digitalisasi Maritim, TelkomGroup Hadirkan Satelit Merah Putih 2

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:20

Prabowo Harus Naikan Gaji Hakim Demi Integritas dan Profesionalitas

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:55

Tertangkap, Nonton Perayaan HUT ke-79 TNI Sambil Nyopet HP

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:35

Selengkapnya