Buntut dari kerusuhan mahasiswa dengan kepolisian saat unjukrasa pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya sepekan lalu, puluhan mahasiswa kembali turun ke jalan, Rabu siang (10/9).
Selain mengusung isu anti kekerasan, mahasiswa juga memasang spanduk berisi tuntutan memberhentikan Kapolres Kota Tasikmalaya AKBP Noffan Widyayoko.
Koalisi Mahasiswa Tasikmalaya yang tergabung dalam beberapa organisasi menggugat kekerasan aparat kepolisian terhadap mahasiswa saat demonstrasi di tengah pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya. Tepat di bawah Tugu Adipura Jalan HZ Mustofa, mahasiswa berkumpul.
Dalam orasinya, mahasiswa mengutuk keras tindakan semena-semena kepolisian saat membubarkan mahasiswa. Apalagi aksi mahasiswa kala itu adalah aksi damai dengan cara mengutarakan pendapat di muka umum yang diatur oleh undang-undang.
Menurut koalisi mahasiswa, Kapolres Kota Tasikmalaya AKBP Noffan Widyayoko harus segera diturunkan dari jabatannya karena telah memerintahkan kepada anggotanya untuk melakukan kekerasan saat pembubaran paksa pekan lalu.
Mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan aksi brutal polisi. Selain itu, melakukan shalat gaib sebagai pertanda matinya hukum di Tasikmalaya.
Sempat terjadi ketegangan ketika mahasiswa hendak memasang bendera di mobil water canon polisi. Beruntung beberapa polisi berhasil meredam emosi mahasiswa. Mahasiswa juga memasang spanduk berisi tuntutan pencopotan Kapolres Kota Tasikmalaya AKBP Noffan Widyayoko.
Kerusuhan terjadi antara petugas kepolisian dengan mahasiswa saat aksi unjukrasa pelantikan DPRD Kota Tasikmalaya, Rabu 3 September lalu. Kejadian itu menyebabkan beberapa orang menjadi korban pemukulan. Salah seorang mahasiswa dikabarkan dibawa ke rumah akibat mengalami pendarahan di bagian wajah dan tangan.
[ald]