Berita

Mentan harus Berasal dari Kampus, tapi Profesional

RABU, 10 SEPTEMBER 2014 | 15:43 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Target Presiden terpilih Joko Widodo untuk mewujudkan swasembada pangan dalam 2-3 tahun pemerintahannya bisa tercapai. Asal ada usaha serius untuk merealisasikannya.

"Saya yakin tidak butuh waktu lama kalau diseriusi. Indonesia di jagad raya ini tidak ada duanya dalam potensi sumber daya alam," jelas Ketua DPD Asosiasi Perkebunan Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jateng Sukadi Wibisono kepada Rakyat Merdeka Online Rabu, (10/9).

Dia mengingatkan, setelah resmi memimpin Indonesia, pemerintah Jokowi-JK harus menggelar pertemuan dengan semua pihak untuk membicarakan masalah pertanian.

"Mengkumpulkan tokoh-tokoh daerah membicarakan permasalahan seperti apa, solusinya apa, masing-masing membuat presentasi. Saya kalau mencari produksi padi di atas 9 ton, bisa. Tapi pemerintah belum pernah mengakomodir," tegasnya.

Dia juga menjelaskan, tantangan pemerintah mendatang antara lain bagaimana mengembalikan kesuburan tanah yang saat ini telah rusak. Selain itu, para petani diberikan bibit yang berkualitas. Petani juga butuh pendampingan terus dari pemerintah.

"Selama ini petani tidak punya analisis usaha bagaimana bisa maju. Tidak pernah diperhatikan oleh pemerintrah. Jadi selama ini petani hidup sendiri-sendiri," imbuhnya.

Sementara soal siapa yang layak menjadi menteri pertanian, menurutnya sebaiknya figur tersebut harus dari perguruan tinggi tapi profesional. Agar tidak ada konflik kepentingan. "Dari perguruan tinggi yang profesional. Orang-orang memang yang tahu situasi dan kondisi ini. Kalau nggak tahu, jadi apa nanti kita ini," tandasnya. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

UPDATE

Badan Intelijen Pertahanan Bisa Dipertimbangkan Hadapi Ancaman Siber

Jumat, 01 November 2024 | 00:02

Pakar Hukum: Kerugian Suap Menyuap Jauh Lebih Besar

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:50

PNM Sukses Sabet Penghargaan Lewat Pemberdayaan Ultra Mikro

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:30

Ridwan Kamil Senang Ditraktir Makan Malam Prabowo

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:19

Ugal-Ugalan dan Tabrak Warga, Sopir Truk Diamuk Massa Di Tangerang Kota

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:00

Erni Aryanti Ditunjuk Jadi Ketua DPRD Sumut 2024-2029

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:22

Mendag Sebelumnya Juga Impor Gula, Kejagung Jelaskan Kenapa Era Tom Lembong Diusut

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:02

Jadi Tersangka Pembunuh Wanita Dalam Koper, Pengusaha Ini Sudah Sering Dilaporkan

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:39

Giant Sea Wall Penting untuk Perlindungan dan Peningkatan Ekonomi

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:16

AHY Dorong Akselerasi Program 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:02

Selengkapnya