Berita

ilustrasi/net

Pilkada dan Demokrasi Perwakilan

SENIN, 08 SEPTEMBER 2014 | 10:36 WIB | OLEH: HARIS RUSLY MOTI

MENDESIGN sistem negara itu harus berdasarkan pada sejarah, geopolitik, budaya, filosofi dan tantangan yang akan dihadapi ke depan. Sistem negara tak bisa didesign berdasarkan pertimbangan teori demokrasi semata.

Tak tepat juga medesign sistem negara berdasarkan pada trauma politik. Bangsa kita memang sedang menghadapi trauma akut terhadap Orde Lama dan Orde Baru.

Sistem demokrasi perwakilan yang kita anut sesuai sila ke 4 Pancasila (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan) itu dicerminkan melalui Pemilihan Wakil Rakyat (DPR-RI dan DPR-D) secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jurdil.


Bung Karno dan para pendiri bangsa kita memilih menganut demokrasi "Singel Legitimasi ", yaitu hanya wakil rakyat (DPR RI & DPR-D) yang dipilih langsung oleh rakyat. Untuk pimpinan di lembaga eksekutif dan yudikatif dipilih oleh wakil rakyat berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Sehingga kita menyelenggarakan Pemilu hanya sekali setiap lima tahun, yaitu Pemilu untuk memilih wakil rakyat.

Jadi, jika kita mau menang Pilkada di suatu daerah tertentu, maka kita harus berjuang memenangkan Pileg di daerah tersebut, itu juga praktik berdemokrasi lho...

Di zaman Orba, Pilkada oleh DPR-D itu jadi distorsi, hanya jadi ornamen demokrasi, karena Kepala Daerah yang dicalonkan harus mendapatkan restu Pak Harto. Jadi beda, Pilkada DPR-D yangg dipraktekan saat ini dengan di zaman Orba. Apalagi dibantu oleh kemerdekaan kontrol media massa dan media sosial.

Bila masalahnya pada oligarki Parpol korup, di Pilkada langsung pun harus beli tiket untuk mendapatkan kursi ke Ketum Parpol. Pilkada oleh DPR-D juga kendalanya di moral pimpinan Parpol dan wakil rakyat yang mata duitan.

Namun, dengan Pilkada oleh DPR-D, kita kurangi konflik sosial, hemat duit yangg habis puluhan triliun tiap tahun untuk digunakan bangun industri pertanian, infrastruktur dan kesejahteraan rakyat. [ysa]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya