Berita

ilustrasi

Aksi Mafia Migas Di Laut Makin Ganas

Borong Solar Subsidi Jatah Nelayan
SENIN, 08 SEPTEMBER 2014 | 09:41 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Praktik mafia migas di laut ternyata sangat ganas. Tidak sedikit para mafia menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kepada penadah di tengah laut dengan harga non subsidi. Praktik ini tentunya sangat merugikan nelayan yang sering kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.

Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Yussuf Solichien mengungkapkan, mafia migas di sektor kelautan dan perikanan, belum tentu berasal dari nelayan. “Mereka membeli solar bersubsidi hak nelayan di darat, kemudian menjualnya kembali di laut dengan harga yang lebih mahal, mafia seperti ini ada, tapi belum terendus aparat,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menuturkan, penjualan BBM ilegal di laut itu melibatkan kapal-kapal milik asing. Karena itu, perlu ada pengawasan yang ketat terkait distribusi BBM bersubsidi ini. “Jika tidak, nelayan tetap tidak bisa menikmati subsidi tersebut secara maksimal akibat jatah solar bersubsidi telah habis oleh kegiatan transhipment,” cetusnya.


Penjualan BBM bersubsidi secara ilegal ini memang menggiurkan. Menurut Yussuf, terdapat disparitas harga yang cukup besar, misalnya harga solar bersubsidi Rp 6.500 per liter, sementara solar nonsubsidi mencapai Rp 11 ribu per liter. Bahkan, jika solar dijual di tengah laut, harganya bisa melebihi dari harga normal.

Melihat kondisi ini, HNSI meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Pertamina untuk membuat solusi meminimalisasi praktik transshipment ini. Caranya, dengan mengeluarkan kartu pintar. Dengan adanya kartu itu maka kapal nelayan akan tertera dalam database.

Yussuf mencontohkan, dengan program kartu pintar, nama nahkoda, kebutuhan solar, penyerapan solarnya bisa terpantau. “Termasuk, akan diketahui kapan kapal tersebut menangkap ikan, di mana, juga transit dan berlabuh di mana saja. Kartu ini bisa juga sebagai alat untuk pengawasan terhadap nelayan,” tambahnya.

Jika ada nelayan yang nakal, seperti menjual solar subsidi ke harga non subsidi, maka akan bisa diketahui dengan mudah.

Selain itu, dengan adanya kartu ini, pemerintah bisa mengetahui angka riil kebutuhan solar untuk nelayan. “Kami sudah tawarkan program ini supaya ada kartu pintar,” usulnya.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, membantah adanya mafia di sektor kelautan dan perikanan. Sharif memang mengakui adanya praktik pencurian ikan oleh kapal-kapal asing. Dalam setahun, aparat berhasil mengamankan 100-150 kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia tanpa izin. “Tapi, kalau mafia perikanan atau apalah namanya, saya belum mengetahuinya,” tandasnya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya