. Hari ini, genap 10 tahun kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Berbagai peringatan dilakukan untuk mengenang perjuangan Munir. Pun demikian dengan publik dunia maya yang ikut memperingati kematian Munir dengan cara yang berbeda.
Peringatan kematian Munir hampir dilakukan di setiap kota besar. Di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Semarang dilakukan peringatan. Di Jakarta, para aktivis yang tergabung dalam Aksi Solidaritas untuk Munir dengan ramai-ramai melukis sketsa wajah Munir di Bundaran HI. Mereka juga mendesak pemerintahan Jokowi-JK nanti mengungkap dalang pembunuh Munir sebenarnya.
Di Bandung, peringatan dilakukan dengan menggelar renungan bersama di dalam Gedung Sate. Di Semarang, peringatan dilakukan dengan melukis wajah Munir di kertas putih sepanjang 500 meter di Jalan Pahlawan, depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Sedangkan di Bali, peringatan digelar secara sederhana di Taman Baca Kesiman, Denpasar.
Bukan hanya di dalam negeri, pihak Amerika juga ikut memperingati kematian Munir. Menlu AS John Kerry mengirim email ke sejumlah media di Indonesia mengenai sikapnya ikut mengenang Munir. Di awal suratnya, Kerry menyapa rakyat Indonesia yang menyayangi Munir. “Ia dikenal dengan nama yang sederhana: Munir. Munir mengabdikan hidupnya untuk membuat Tanah Airnya lebih demokratis, lebih bebas, dan lebih manusiawi atau bermartabat. Sepuluh tahun lalu, hari ini, seseorang telah membunuhnya karena takut bahwa dia, sang pembela HAM, mungkin akan berhasil meraih cita-cita besarnya,†tulisnya.
Menurut Kerry, Munir telah menginspirasi para aktivis dari generasi ke generasi, kaum cendekia, dan pelayan rakyat yang saat ini mentransformasi Indonesia. "Begitu banyak orang, termasuk istri yang ia tinggalkan, Suciwati, mengenang Munir dengan cara terus meneruskan apa yang ia perjuangkan,†lanjutnya.
“Hari ini, izinkan kami, rakyat Amerika Serikat, bergabung dengan masyarakat Indonesia untuk mengenang peninggalan atau pusaka Munir Said Thalib. Kami menyerukan perlindungan bagi semua yang mengabdikan diri dan berdedikasi untuk perdamaian, demokrasi, dan HAM di seluruh penjuru dunia,†tambahnya.
Di jagad Twitterland, hastage alias tanda pagar untuk memperingati kematian munir banyak ditemui. Ada yang menulis #10tahunmunir, #MenolakLupa, dan ada juga yang mulis syair baik lagu Di Udara dari Efek Rumah Kaca yang memang didedikasikan untuk Munir.
Politisi PKS Aboe Bakar dalam akunnya @aboebakar15 pagi-pagi sudah membuat cuitan untuk mengingatkan kematian Munir. “Masih ingatkah sahabat sekalian, hari ini adalah 10 tahun meninggalnya aktifis HAM Munir,†tulisnya.
Pengacara senior Todung Mulya Lubis dalam akun @TodungLubis ikut meresapi perjuangan Munir. “Menundukkan kepala mengenang seorang pejuang hak asasi manusia Munir Said Thalib yang terbunuh 10 tahun lalu,†katanya.
Presenter Maman Suherman ingin kasus pembunuhan Munir bisa segera diterungkap. “Tepat 10 tahun lalu, 7 September 2004 Munir diracun di udara, dan berakhir di Pollycarpus. Siapa aktor intelektualnya?†tulisnya di akun @maman1965.
Akun @Sarah_Ardhelia mengajak semua pihak untuk bisa mengenang Munir. Bukan hanya aktivis, semua orang juga harus mengenang dan meneruskan perjuangan Munir.
“Mengenang 10 Tahun Kepergian Kakanda Munir Said Thalib...Mari teladani perjuangan dan keberaniannya!!!†timpal @Tomoisme_.
Akun @RidhaNvgroho yakin akan banyak yang meneruskan perjuangan Munir. Patah tumbuh hilang berganti. “Perjuanganmu terus kami lanjutkan! Mati satu tumbuh seribu,†sahut @jalurgaza_.
[rus]