Presiden SBY kaget saat mendengar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus pemerasan, seperti disampaikan Juru Bicara Istana, Julian Aldrin Pasha.
Pengamat politik senior AS Hikam menganalisa seperti apa bentuk kekgetan Kepala Negara tersebut. "Setidaknya ada beberapa skenario hermeneutika kekagetan tersebut," jelas Hikam (Jumat, 5/9).
Pertama, apakah Presiden seperti orang yang kaget mendapati sesuatu yang mengancam keselamatan seperti melihat ular berbisa yang tiba-tiba nongol. Atau kedua, apakah kekagetannya seperti saat orang mendapati hasil yang tak sesuai harapan, misalnya mahasiswa berharap dapat nilai A tapi ternyata cuma dapat nilai D. Dan ketiga, apakah kekagetan seperti saat melihat sesuatu yang kendati sudah diduga akan terjadi tetapi terlalu cepat datang, misalnya diduga terjadi seminggu lagi ternyata terjadi hari ini.
"Dan tentu masih ada kemungkinan skenario lain yang bisa anda buat," ungkap Hikam.
Namun yang jelas, menurutnya, akan sangat naif dan sekaligus bodoh bila menafsirkan Presiden SBY kaget dalam skenario pertama. Mengapa? Karena tidak mungkin beliau sebagai Presiden dan Ketua Umum Partai Demokrat tidak tahu sama sekali perkembangan kasus Jero Wacik yang sudah cukup lama berproses dan dilaporkan dengan gencar oleh media dan jejaring media sosial.
"Juga rasanya suatu 'hil yang mustahal' jika Pak SBY tidak tahu bahwa KPK memiliki reputasi yang sudah tersohor, yakni sekali memutuskan bahwa seseorang menjadi tersangka, siapapun seseorang itu, maka belum pernah gagal sampai ke pemidanaan," bebernya.
Last but not the least, SBY juga pasti secara rutin selalu dilapori oleh Jero Wacik dan orang-orang Demokrat tentang kasus tersebut, termasuk ketika berada di luar negeri.
"Penjelasan Jubir Istana tidak lebih merupakan kerja PR (public relation) saja dan tidak perlu terlalu dimasukkan dalam pertimbangan yang nalar," ungkapnya.
Karena itu, dia cenderung menafsirkan kekagetan SBY dalam versi skenario kedua atau minimum skenario ketiga. SBY bisa jadi kaget karena Jero Wacik ternyata tetap menjadi tersangka KPK kendati berbagai upaya untuk menghindar sudah dilakukan, baik oleh Jero Wacik sendiri maupun dengan bantuan pihak lain.
"Juga kekagetan ini muncul karena keputusan KPK termasuk cepat dan waktu (
timing)-nya pada masa akhir jabatan beliau sebagai Presiden, sehingga implikasi politiknya bisa serius bagi PD di masa-masa yang akan datang," tandasnya.
[zul]