Berita

jokowi

Rentan KKN, Relawan Jokowi harus Awasi Pemerintahan Baru

KAMIS, 04 SEPTEMBER 2014 | 04:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Dalam perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden 2014 kemarin, banyak dana masyarakat tersedot sebagai bentuk investasi politik.

Bagi yang menang, lazimnya akan berusaha melakukan return of invesment (pengembalian investasi) politik melalui berbagai sumber dana di APBN maupun melalui kebijakan politik yang mampu meraup dana segar.

"Di dalam permainan politik dikenal istilah 'tidak ada makan malam gratis,' yang diartikan setiap sokongan dana dari setiap investor politik tidak ada yang cuma-cuma, lebih-lebih dari investor politik asing. Selalu ada pengembalian dengan bunga besar," ujar Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), HM. Jusuf Rizal (Kamis, 4/9).

Makanya, Jusuf Rizal yang juga pegiat anti korupsi ini menambahkan, pemerintahan baru di bawah pimpinan Jokowi-Jusuf Kalla rawan penyalahgunaan wewenang (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Pasalnya, akan banyak upaya untuk mengembalikan investasi politik yang sangat besar melalui proyek-proyek APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara).

Karena itulah, diharapkan peran Civil Society Organization, Relawan Jokowi, LSM, Yudikatif maupun Legislatif untuk melakukan pengawasan dengan menjadi mata dan telinga bagi penyelenggara negara yang bersih.

"Untuk itu masyarakat (Relawan Jokowi) harus mengawasi proyek-proyek APBN yang mencapai Rp 2000 triliun dan APBD. Mengawasi adanya grand design kebijakan yang korup yang merugikan negara. Sebab akan terjadi perlemahan lembaga-lembaga anti korupsi melalui posisi tawar dalam berbagai jabatan," tegas pendiri Laskar dan Srikandi Soekarno Muda itu. [zul]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Polisi: Tak Ada Korban Jiwa dalam Peristiwa Truk Kontainer Ugal-ugalan

Jumat, 01 November 2024 | 10:05

Harga Emas Antam Terjun Rp20 Ribu, Satu Gram Jadi Segini

Jumat, 01 November 2024 | 10:02

Mendagri Bakal Lapor Prabowo soal Omnibus Law UU Politik

Jumat, 01 November 2024 | 09:50

Ketahuan Bawa Gepokan Dolar Hitam, WNI Ditangkap di AS

Jumat, 01 November 2024 | 09:46

Kemenkop Ingin Koperasi Dilibatkan dalam Swansembada Pangan

Jumat, 01 November 2024 | 09:42

Impor Baja Murah Ancaman Industri dan Keamanan Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:40

Tidak Tepat Kebijakan Impor Gula Era Tom Lembong Diperkarakan secara Pidana

Jumat, 01 November 2024 | 09:36

Pakar: BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman

Jumat, 01 November 2024 | 09:29

Prabowo akan Kunker ke China, Kader PKS Singgung Kemerdekaan Palestina

Jumat, 01 November 2024 | 09:28

Perhakhi Dituntut Wujudkan Penegakan Keadilan di Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:18

Selengkapnya