Berita

jokowi-jk/net

Politik

Jokowi-JK Bukan Cuma Pemimpin Bagi 70 Juta Pemilih

MINGGU, 31 AGUSTUS 2014 | 19:23 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Mahkamah Konstitusi resmi menolak gugatan pasangan Prabowo-Hatta terkait sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2014. Putusan MK itu merupakan final dan mengikat.

Karena itu, sejak MK menolak gugatan tersebut, Joko Widodo-Jusuf Kalla bukan lagi pemimpin untuk 70 juta orang yang memilih. Tetapi Presiden dan Wakil Presiden bagi 250 juta penduduk Indonesia.

"Karena itu kita harus bekerja keras untuk keseluruhan rakyat tersebut," tegas Jusuf Kalla saat menutup acara Halal bi Halal dan Sarasehan Nasional Ulama Pesanteren dan Cendekiawan NU, di Pondok Al Hikam Depok, tadi siang, (Minggu, 31/8), seperti dikutip dari rilis dari Media Officer JK, Husain Abdullah.

Dia juga mengungkapkan itu saat menyampaikan materi Konsep Pembangunan Nasional Menuju Kemandirian Bangsa dalam rangkaian acara Muktamar PKB di Hotel Empire Palace, Surabaya, petang tadi.

Dewasa ini kata JK, hanya ada beberapa negara berpenduduk mayoritas Islam yang masih terjaga kedamaiannya, diantaranya Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara negara negara Islam lainnya di Asia Selatan dan Timur Tengah, kini dilanda konflik dengan kekerasan. "Perdamaian inilah yang harus dipelihara," tegasnya.

JK mengajak para kiai dan pengurus wilayah NU, JK  untuk bekerja keras memerangi kemiskinan untuk menegakkan keadilan. Karena sejarah dari 15 konflik besar di Indonesia, 11 diantaranya disebabkan karena ketidakadilan.

JK mengajak pula para kiai dan Nahdiyin, untuk memelihara sikap moderat guna mencegah tumbuhnya radikalisme. JK mengingatkan, kemiskinan dan radikalisme itulah yang dapat mengusik ketenangan dan kedamaian.

Sementara itu, JK menambahkan, Indonesia baru saja menyelenggarakan pesta demokrasi Pileg dan Pilpres. "Patut disyukuri karena, semuanya berlangsung damai. Hal yang jarang kita temukan di negara negara lain," demikian JK. [ian]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Muncul Petisi Agus Salim Diminta Kembalikan Uang Donasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 02:22

Bahlil Tunjukkan Kesombongan pada Prabowo

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:37

UPDATE

Polisi: Tak Ada Korban Jiwa dalam Peristiwa Truk Kontainer Ugal-ugalan

Jumat, 01 November 2024 | 10:05

Harga Emas Antam Terjun Rp20 Ribu, Satu Gram Jadi Segini

Jumat, 01 November 2024 | 10:02

Mendagri Bakal Lapor Prabowo soal Omnibus Law UU Politik

Jumat, 01 November 2024 | 09:50

Ketahuan Bawa Gepokan Dolar Hitam, WNI Ditangkap di AS

Jumat, 01 November 2024 | 09:46

Kemenkop Ingin Koperasi Dilibatkan dalam Swansembada Pangan

Jumat, 01 November 2024 | 09:42

Impor Baja Murah Ancaman Industri dan Keamanan Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:40

Tidak Tepat Kebijakan Impor Gula Era Tom Lembong Diperkarakan secara Pidana

Jumat, 01 November 2024 | 09:36

Pakar: BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman

Jumat, 01 November 2024 | 09:29

Prabowo akan Kunker ke China, Kader PKS Singgung Kemerdekaan Palestina

Jumat, 01 November 2024 | 09:28

Perhakhi Dituntut Wujudkan Penegakan Keadilan di Masyarakat

Jumat, 01 November 2024 | 09:18

Selengkapnya