Berita

Nusantara

Naikkan Tarif Air, PDAM Tirta Rahaja Sebaiknya Diswastanisasi Saja

MINGGU, 31 AGUSTUS 2014 | 11:43 WIB | LAPORAN:

Rencana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung menaikkan tarif air PDAM pada 1 Okober mendatang, dikritik membebani masyarakat.

"PDAM Tirta Raharja harus menunda kenaikan tarif, jangan menambah beban masyarakat," tegas Ketua Lembaga Kajian Kebijakan Publik (LAKKIP), Arifin Sobari

Pihak PDAM Tirta Raharja beralasan kebijakan tersebut terpaksa diambil karena tingginya biaya produksi.


Besaran kenaikan tarif air PDAM nantinya berkisar 30 persen. Untuk pelanggan rumah tangga dibagi dalam dua jenis tarif. Yakni pemakaian 0-10 meter kubik akan dikenakan tarif Rp  3.700 per kubik. Sedangkan pelanggan golongan dua yakni 11 meter kubik ke atas dikenakan tarif Rp.4.500 per kubik.

Hingga kini, jumlah pelanggan PDAM Tirtaraharja berada di tiga wilayah yakni Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat yang  mencapai 73.686. 63 persen pelanggannya berasal dari Kabupaten Bandung, 23 persen dari Cimahi dan sisanya dari KBB.

Arifin, seperti dilansir dari RMOL Jabar (Minggu, 31/8), menekankan keberadaan BUMD bukan semata mengejar keuntungan, tapi memberi pelayanan maksimal bagi masyarakat.

"Seharusnya, PDAM berkaca dulu. Apakah selama ini sudah memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat? Masih banyak masyarakat Kabupaten Bandung yang belum memperoleh fasilitas air bersih dari PDAM," terangnya.

Jika PDAM berkilah bahwa masih sedikitnya pelanggan disebabkan oleh minimnya jaringan pipa, Arifin menilai hal itu bukanlah alasan. Pasalnya, hampir setiap tahun Pemkab Bandung mengalokasikan dana penyertaan modal yang nilainya puluhan miliar. Tak hanya itu, pemerintah pusat pun telah mengalokasikan dana peningkatan jaringan pipanisasi walaupun menggunakan dana pinjaman luar negeri.

"Saat ini pun PDAM Tirtaraharja memperoleh keuntungan Rp 60 miliar per tahun. Jadi, dasarnya apa PDAM menaikkan tarif?," kata Arifin mempertanyakan.

Jika tetap bersikeras menaikkan tarif, Arifin berpendapat, sebaiknya PDAM Tirta Raharja diswastanisasi.

"Lebih baik kepemilikannya diambil alih swasta. Meski tarif akan lebih mahal, tapi pelayanan akan lebih baik," pungkas Arifin.[wid/rmoljabar.com]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya